Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa sang "Madam"? Percuma Mem-bully Tempo

28 Januari 2021   12:55 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:36 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Koran Tempo, 18 Januari 2021: "Tiga Penguasa Bansos" )

Kemudian dilawan dengan tagar #TempoMediaKafir. Yang menyerang  Tempo karena pemberitaannya tentang "Madam" tersebut. Namun serangan tagar tersebut tidak fokus dan tidak relevan dengan apa yang ditulis Tempo tersebut.

Misalnya, menampilkan meme "Tempo Media Kafir" dengan menampilkan foto beberapa pemegang saham PT Tempo Inti Media Tbk, Edwin Soeryadjaja dan pemilik PT Surya Citra Media Tbk (SCTV), sebagai para kafir, padahal mereka hanya pemegang sama minoritas di Tempo Media. Apa relevannya dengan tulisan Tempo? Meme yang sangat tidak relevan bahkan bernuansa SARA.

Selain itu ada pula meme yang mencitrakan Tempo sebagai media yang dapat dibayar untuk menulis berita sesuai dengan pesanan.

Hal yang sama pernah juga pernah terjadi ketika Majalah Tempo edisi 19 Desember 2020 menulis tentang kasus yang sama terkait putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Menjadi trending topic di Twitter pula tagar #TangkapAnakPakLurah, yang dilawan dengan #TempoMediaASU.

Di  majalah Tempo itu  antara lain ditulis,  ada informasi dari dua orang staf Kementerian Sosial bahwa Juliari meminta mereka menghentikan pencarian vendor penyedia tas kain untuk wadah paket bahan pokok bantuan sosial (goodiebag).

Penyebabnya, tas yang digunakan sebagai wadah oleh Integra Padma Mandiri  (penyalur paket bansos) itu akan diproduksi oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Padahal, semula pengadaan tas itu akan diprioritaskan kepada usaha kecil-menengah.

Menurut dua anggota staf tersebut, masuknya nama Sritex merupakan rekomendasi putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. "Itu bagian anak Pak Lurah", mengacu pada putra Jokowi yang saat itu masih sebagai calon wali kota Solo, yang sedang mempersiapkan diri untuk kampanye pilkada Solo.

Akhir 2020 ditekenlah kontrak kerjasama antara Kementerian Sosial dengan PT Sritex untuk pembuatan 10 juta goodiebag. Alasan Juliari tidak menyerahkan pembuatan tas itu kepada pengusaha kecil-menengah karena mereka tidak sanggup membuatnya sebanyak itu karena kesulitan bahan baku yang harus diimpor.

Permintaan wawancara Tempo kepada PT Sritex dan Gibran, tidak direspon keduanya.

Namun kemudian PT Sritex melakukan konferensi pers untuk membantah tudingan tersebut, mereka juga membuat pernyataan bantahan secara tertulis untuk dibagikan kepada media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun