Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerindra dan Politik SARA

14 Juni 2018   01:04 Diperbarui: 14 Juni 2018   01:14 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis PP GP Ansor Nuruzzaman dalam sebuah diskusi bertajuk Pembubaran HTI dan Amanat Konstitusi Kita di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

(Twitter)
(Twitter)
Cuitan itulah yang membuat Nuruzzaman tersinggung berat, lalu memutuskan keluar dari Gerindra.

"Bagi santri, penghinaan pada kiai adalah tentang harga diri dan marwah," katanya.

Memang, kritikan Fadli Zon itu sama sekali bukan murni kritikan demi kepentingan Palestina, ia hanya membonceng isu Palestina untuk mengedepankan kepentingan politik Gerindra sendiri, yaitu menggunakan kesempatan itu untuk lagi-lagi menyerang Presiden Jokowi.

Buktinya ia menyertai tagar #2019GantiPresiden pada cuitannya itu, dan juga menonjolkan jabatan Yahya Staquf sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).

Meskipun sudah jelas kehadiran Yahya Staquf di Israel itu bukan dalam kapasitasnya sebagai anggota Watimpres (tidak mewakili Pemerintah RI), tetapi sebagai murid Gus Dur, Gus Dur  yang di masa hidupnya, 16 tahun yang lalu pernah menghadiri acara serupa, yaitu untuk membahas solusi konflik di dunia, terutama konflik antar umat beragama, Fadli tetap saja sengaja menonjolkan jabatan Yahya sebagai anggota Watimpres, tentu saja supaya ada alasan menyerang Jokowi lagi.

"Kunjungan Wantimpres Yahya Staquf ke Israel, selain mencederai reputasi politik luar Indonesia di mata internasional, juga melukai rakyat Palestina, ... " kata Fadli (Rabu, 13/6/.2018).

"Tak ada sensivitas pada perjuangan Palestina", cuit Fadli Zon.

Padahal dia sendiri mengidolakan Presiden Donald Trump yang sangat pro-Israel, bahkan yang memindahkan ibu kota AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Beberapa tahun yang lalu ia bersama dengan Setya Novanto pernah menghadiri acara kampanye pilpres Donald Trump, dan memuji-muji Trump di akun Twitter-nya. Padahal saat itu sudah diketahui sikap Trump yang diskrimiantif terhadap Islam, dan sangat pro-Israel.

Ketika dikecam publik, ia membela diri bahwa kunjungannya bersama Setya Novanto itu tidak mewakili DPR, maupun Indonesia, tetapi atas nama pribadi.

Faktanya, saat itu kunjungan mereka ke New York, AS, untuk kunjungan dinas, dibiayai APBN, tetapi mereka aji mumpung menyempatkan diri datang di acara kampanye pilpres Donald Trump itu,  mereka berdua masih mengenakan jas dengan emblem logo DPR di dada kiri ketika foto bareng Trump sambil cengengesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun