Surabaya, 28 Juni 2022 -- Kenaikan kondisi kesehatan warga Surabaya akibat semakin turunnya penyebaran pandemi COVID-19 memang sudah dirasakan oleh warga Surabaya. Namun kondisi ini masih belum berbanding lurus dengan kondisi perekonomian yang masih terseret-seret. Kondisi seperti ini membuat Daniel Christanto, mahasiswa Fakultas Psikologi Untag Surabaya berusaha mengangkat isu masyarakat ke dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai perwujudan dari penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Di bawah bimbingan bapak Sultoni Fikri, S.IP., S.H., M.H. selaku pembimbing lapangan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berjalan di RT02/RW05, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya. Melihat kebutuhan pasar dan juga kecintaan rakyat Indonesia dengan budaya dalam negeri yakni Batik, Daniel memberikan pelatihan kepada warga RT 02/RW05 bagaimana cara membuat batik sendiri agar menjadi bekal peluang usaha.
Batik yang dulunya merupakan konsumsi kaum kerajaan Nusantara, saat ini semakin berkembang menjadi konsumsi publik. Akan tetapi proses produksi yang rumit menjadikan harga batik tidak terjangkau pada beberapa kalangan. Seiring dengan perkembangan jaman, muncul lah batik-batik modern dan teknik-teknik pengerjaan baru. Batik yang dulunya hanya dilakukan dengan menggunakan canting atau produknya biasa disebut batik tulis, sekarang berkembang menjadi beberapa teknik dan salah satunya ialah batik cap. Batik cap menggunakan sebuah alat berbahan dasar tembaga bernama canting cap dengan motif yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Pada KKN ini Daniel mengajarkan kepada warga mengenai bagaimana membuat canting cap yang murah dan mudah dibuat berbahan dasar kayu dan karton. Proses pengerjaan yang dapat dilakukan siapa saja ini menjadi daya tarik tersendiri untuk melestarikan budaya bangsa. “Batik sekarang harus sudah dapat mengikuti jaman, terutama saat ini sudah banyak pihak yang mendukung pelestarian batik dan memupuk kecintaan akan batik sejak dini”, ujar Daniel.