Mohon tunggu...
Dania Huwaina N
Dania Huwaina N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tematik UPI 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Guru dan Orangtua Mendampingi Pembelajaran Daring Anak pada Masa Pandemi Covid-19

29 Juli 2021   21:27 Diperbarui: 29 Juli 2021   23:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu dari banyak hal yang terdampak dari pandemi Covid-19 di Indonesia adalah Pendidikan. Pembelajaran formal yang biasanya dilakukan di sekolah kini menjadi di rumah secara daring. Pembelajaran daring tentunya memiliki berbagai keterbatasan, yakni tidak adanya fasilitas untuk menunjang pembelajaran seperti ponsel, laptop, computer dan sebagainya, lalu kurangnya pemahaman tentang teknologi dan informasi, keterbatasan biaya (untuk membeli kuota internet atau berlangganan wifi di rumah), dan sinyal yang belum stabil secara menyeluruh di Indonesia. 

Tidak hanya masalah teknis saja yang menjadi keterbatasan pembelajaran secara daring, melainkan tujuan atau hasil pembelajaran yang dirasa kurang maksimal dan efektif. Peserta didik yang biasanya melakukan pembelajaran tatap muka dengan pengajar secara langsung kini 'dipaksa keadaan' harus melakukan pembelajaran jarak jauh. Mayoritas pengajar hanya memberikan instruksi untuk mencari bahan bacaan sendiri dan atau bahkan hanya memberikan tugas. Hal itu tentu membuat peserta didik semakin binggung karena tidak adanya penjelasan dan pemberian materi dengan baik. 

Peserta didik pun 'dipaksa' untuk paham dengan berbagai tugas yang diberikan tanpa paham esensinya. Semakin banyak mata pelajaran artinya semakin banyak juga tugas yang diberikan, peserta didik pun wajib mengerjakan dan menyelesaikannya karena untuk nilai. Dengan banyaknya tugas yang diberikan tentu membuat peserta didik berada di bawah tekanan atau tertekan secara psikologis. Akhirnya peserta didik tidak semangat, merasa malas, dan mengerjakan tugas seadanya yang asal beres (tidak sungguh-sungguh). Materi pun tidak bisa diterima secara optimal dan pembelajaran pun dirasa sia-sia. 

Kajian ini secara khusus menggambarkan pembelajaran dari bagian pendidikan selama pandemi Covid-19 yang berlangsung di Indonesia yang dirangkum melalui pengamatan secara langsung tentang penyelenggaraan pembelajaran mengalami perubahan dalam berbagai hal seperti mengalami ketidaksiapan terhadap perubahan signifikan di masa pandemi Covid-19.

LPPM UPI (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia) mengeluarkan kebijakan mengenai teknis pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik pada tahun 2021 secara daring seperti tahun sebelumnya. Tetapi pada tahun ini LPPM UPI memakai tema "Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi Merdeka Belajar Kampus Mengajar pada Masa Pandemi Covid-19" yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung bagi mahasiswa sekaligus sebagai sarana pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Pada KKN tahun ini dibagi menjadi dua gelombang yakni dari bulan Juli sampai Agustus, keduanya sama-sama dilaksanakan selama satu bulan atau tiga puluh hari yang selama waktu itu harus memenuhi target 120 jam kerja. Setiap peserta pertama-tama mendaftar setelah mengontrak KKN pada semester ini, kemudian setiap mahasiswa mendapatkan kelompok yang beranggotakan kurang lebih tiga puluh orang dengan dibimbing satu DPL (Dosen Pembimbing Lapangan). Kemudian setiap mahasiswa bebas memilih salah satu tema program yakni di bidang pendidikan atau ekonomi untuk menjadi fokusnya selama melakukan KKN.

Kegiatan yang saya pilih kali ini bertemakan membangun desa melalui bidang pendidikan. Diharapkan tujuannya untuk meningkatkan atau setidaknya menguatkan program pembangunan desa melalui bidang Pendidikan pada masa pandemi Covid-19. Banyak hal yang bisa dilakukan selama KKN dari variasi tema program seperti membantu administrasi sekolah, pendampingan pada pengajar, pendampingan pada peserta didik, pendampingan pada orangtua murid, dan kegiatan lainnya yang disarankan dan wajib diusahakan secara daring.

Pada kegiatan KKN ini saya memilih untuk melakukan pengabdian di sekolah dasar yang berjarak cukup dekat dengan tempat tinggal. Setelah diizinkan untuk melakukan kegiatan di sekolah dasar tersebut, saya langsung diberi tugas untuk mendampingi pengajar dan peserta didik belajar secara daring. Saya mendampingi di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pendidikan Sosial, dan mengaji anak kelas enam. Tugas lain yang diberikan sekolah rata-rata berkaitan dengan administrasi misalnya menulis daftar kelas karena masa penerimaan siswa baru, di dalamnya termuat informasi peserta didik. Lalu sering juga ditugaskan medesain dan membuat poster, twibbon, video pembelajaran, dan lain-lain.

Yang saya amati dan menurut saya cukup menarik selama mendampingi pembelajaran adalah kepribadian peserta didik selama pandemi Covid-19 ini. Pembelajaran jarak jauh tentu mengubah sikap peserta didik karena perbedaan yang signifikan dari yang biasanya belajar secara langsung di sekolah bersama-sama dengan teman menjadi sendiri di rumah masing-masing. Salah satu contohnya ada satu peserta didik perempuan, ibunya bercerita ketika pembelajaran dilakukan formal pergi ke sekolah dan bertatap muka langsung dengan pengajar, anak itu semangat dan rajin untuk melakukan kegiatan. Tetapi ketika pandemi melanda, anak itu ketika dibangunkan ibunya untuk sekolah pagi-pagi menjadi marah dan terkesan malas-malasan, mengerjakan tugas juga seadanya. Dari informasi guru sebelumnya, anak itu sudah seperti itu selama pandemi, dan setiap pagi guru yang kebagian mengajar harus menelepon terlebih dahulu agar anak itu mau sekolah bersama teman-temannya yang lain.

Jika motivasi belajar menurun maka hal tersebut akan sangat berpengaruh ke banyak aspek lain, mulai dari tingkat pemahaman, kreativitas, produktivitas hingga hasil pencapaian pembelajaran itu sendiri. Dari hal itu, pihak sekolah pun harus mempertimbangkan tugas yang nanti akan diberikan kepada siswa, tentunya juga mengatur waktu istirahat yang tepat agar anak bisa membagi fokusnya. Orangtua pun sangat berperan penting dalam mendampingi dan mengawasi anaknya dalam menyelesaikan tugas. Selain mengawasi tugas, orangtua juga wajib memerhatikan kesehatan anak selama kegiatan pembelajaran secara daring agar mereka tidak mengalami stress atau tertekan.

Dari sana saya termotivasi untuk membuat tips agar anak semangat melakukan pembelajaran walapun dilakukan secara daring atau jarak jauh yang diharapkan bisa membantu orangtua siswa dan pengajar untuk diterapkan pada anak. Berikut beberapa tips agar anak termotivasi untuk semangat belajar...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun