Iman Pantulan
Iman pantulan adalah iman yang dibangun atas iman orang lain. Iman seperti ini lahir karena melihat orang lain percaya. Bisa juga lahir karena orang tua dan nenek moyangnya adalah orang beriman.
Iman Pantulan biasanya rapuh dan mudah diombang-ambingkan. Sangat mudah bagi yang memiliki iman pantulan untuk beralih pada iman yang lain dikala ia mendapat pantulan cahaya lain yang menurutnya lebih cerah. Atau juga disaat ia mendapatkan pengetahuan yang menurutnya lebih dasyat, entah dari orang lain, buku-buku yang dibacanya, khotbah yang didengarnya, dan lain-lain.
Iman pantulan pun sangat mudah digeserkan oleh kemolekan seorang wanita, harta dan kedudukan. Maksudnya bahwa ketika ia jatuh cinta dengan wanita yang memiliki iman yang berbeda, makan dengan mudah ia meninggalkan imannya. Ia juga sangat mudah dialihkan ketika ditawarkan harta dan kedudukan
Hari-hari ini banyak sekali kita dengar si A murtad dan menemukan kebenaran dalam agama H, si B pindah aliran kepercayaan mengikuti suami atau istrinya, si C memiliki ajaran yang berkembang dan berbeda dengan kepercayaan sebelumnya, Â dll. Hal ini tidak mengherankan karena iman yang mereka miliki adalah iman pantulan.
Iman Sejati
Iman sejati adalah iman yang lahir atas perjumpaan, pengenalan dan keintiman akan TUHAN. Perjumpaan ini tidak melibatkan fisik secara langsung, sebab IA yang kepada-Nya kita beriman adalah ROH.
Lalu bagaimana IA dapat dijumpai? Nah ini pertanyaan yang bagus. Manusia sendiri perlu menyadari keberadaan diri-Nya. Manusia perlu menyadari bagaimana ia dicipta. Memang manusia yang dicipta dari debu tanah, ini benar. Tetapi tidak cukup sampai disitu. Manusia diperlengkapi dengan Roh. Roh inilah yang membuat manusia itu menjadi makluk yang hidup. Ketika manusia itu hidup oleh roh yang ditempatkan oleh Tuhan, dari situlah TUHAN sebagai pencipta dapat berkomunikasi dengan manusia tersebut. Jadi tujuan TUHAN menaruh roh dalam diri manusia adalah agar manusia dapat berkomunikasi dengan-Nya sebab IA adalah ROH.
Dengan demikian, iman sejati adalah iman yang didasari atas perjumpaan, pengenalan, dan keintiman dengan TUHAN di dalam roh. Manusia hanya bisa berjumpa, mengenal dan intim dengan TUHAN dalam roh.
Iman sejati tidak lahir dari pengetahuan, kajian teori, sekolah Teologi, dan lain-lain.
oleh : Petrus Danggalimu
Sebuah catatan sambil menunggu daftar antrian yang panjang
Rumah Sakit Siloam, lantai 3 - Kupang
17 Juli 2019