Sebagian dari kita (umat Islam) mungkin mempunyai sahabat atau kerabat seorang non-Muslim yang memang kita harapkan bisa hidup bersama dunia dan akhirat, dengan ikatan cinta yang luar biasa seolah tak mau berpisah begitu saja sehingga mendorong  kita untuk terus menerus memohon bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menempatkan kita bersama sahabat atau kerabat kita tersebut di tempat yang sama dan kekal yakni Syurga.
Bagaimana Islam memandang hal tersebut? baik, di dalam agama Islam terdapat aturan serta batasan-batasan mendoakan seorang Muslim. Imam Nawawi r.a menjelaskan bahwa :Â
" Ketahuilah bahwasannya tidak diperbolehkan seorang Muslim mendoakan orang non-Muslim untuk meminta ampunan untuknya dan apa saja yang menyerupaianya. Akan tetapi diperbolehkan bagi seorang Muslim mendoakan orang non-Muslim untuk memintakan hidayah, kesehatan badan dan apa saja yang menyerupainya "
Artinya, kita (umat Islam) hanya diperbolehkan mendoakan seorang non-Muslim dengan batasan perkara duniawi saja. Jika untuk akhirat, maka terdapat batasan hanya untuk memintakan hidayah saja tapi tidak untuk memintakan ampunan.
Hal ini pernah dilakukan Nabi Muhammad saw ketika beliau bermunjat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan hidayah kepada salah satu daripada dua Umar yakni, Umar bin Khattab dan Amru bin Hisyam dan pada akhirnya Umar bin Khattab yang memasuki Islam.
Maka dari itu, bagi siapapun yang membaca tulisan ini berdoalah kepada Allah untuk kebaikan kerabat atau sahabatmu dengan memintakan hidayah kepadanya supaya kelak dapat hidup bersama di Syurga bersamanya.
Mungkin itu yang dapat kami tulis, kami mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan tulisan ini sebab inilah aturan-aturan yang terdapat dalam agama kami.
Sekian, terimakasih.
***