Mohon tunggu...
Dandi Bachtiar
Dandi Bachtiar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ayah dari tiga putra dan putri

Manusia biasa yang sedang berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga.

Selanjutnya

Tutup

Money

Reputasi Publikasi Ilmiah Indonesia dan ASEAN

2 April 2012   12:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:07 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat Edaran Dirjen DIKTI tentang kewajiban calon lulusan S1, S2 dan S3 di perguruan tinggi Indonesia mempublikasi karya ilmiah di jurnal ditengarai sebagai salahsatu upaya pemerintah meningkatkan jumlah publikasi ilmiah Indonesia. Cukup menyentak, namun sebenarnya sangat rasional jika dilihat dari sisi kepatutan ilmiah. Perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran dan penelitian keilmuan memiliki kewajiban mempublikasikan hasil kerjanya dalam bentuk karya ilmiah yang bermutu. Ukuran bermutu di sini dapat diukur dari pengakuan yang diberikan oleh pihak luar yang netral dan bertanggung-jawab. Sehingga sangatlah wajar apabila sebuah karya ilmiah bermutu harus melewati proses review yang ketat oleh peer-review dan diterbitkan oleh penerbitan  kelas  dunia yang berwibawa.

Berapa sesungguhnya jumlah publikasi karya ilmiah Indonesia? Sebenarnya ada banyak lembaga yang mendata jumlah publikasi ilmiah, salahsatunya adalah SCImagoJR. Lembaga berwibawa ini mendata jumlah publikasi ilmiah yang terdata dalam SCOPUS, semacam wadah kumpulan artikel berprestise di seluruh dunia yang diterbitkan oleh jurnal-jurnal bermutu tinggi. Publikasi Indonesia turut terlacak dalam wadah ini. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah publikasi Indonesia meningkat tajam, suatu yang menggembirakan memang. Namun, apabila kita bandingkan dengan publikasi negara maju seperti Amerika, Jepang dan lain-lain, terlihat jumlah publikasi Indonesia belum apa-apa. Sehingga ranking Indonesia hanya berada posisi 64 dari 236 negara yang terdata.

Gambar 1 Jumlah Publikasi Indonesia per tahun 1996-2010 (data SCImagoJR)

Bagaimana dengan prestasi negara jiran sesama ASEAN? Dari peringkat yang ada, terlihat Singapura unggul pada ranking 32, disusul Thailand 42 dan Malaysia 43, sedang yang lainnya berada di peringkat di bawah kita. Peringkat ini didasarkan pada total publikasi yang dihasilkan sepanjang tahun 1996-2010. Namun kita perlu juga menganalisa tren pertumbuhan jumlah publikasi dari tahun ke tahun.

Dari segi konsistensi kita dapat melihat bahwa Indonesia cukup meningkat dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya minat menulis di kalangan ilmuwan Indonesia menunjukkan peningkatan. Hanya sajakwantitas masih perlu digenjot terus. Mari kita bandingkan dengan Malaysia, yang ternyata memiliki rasio publikasi terhadap Indonesia yang lebih tinggi. Dari Gambar 2 terlihat bahwa tren publikasi Malaysia juga meningkat tajam, dan yang hebatnya jumlahnya terus meningkat dengan sangat siknifikan dari tahun ke tahun. Rasio terhadap publikasi Indonesia terus meningkat, dari hanya 1,82 kali lebih banyak pada tahun 1996, terus meningkat menjadi 7,09 kali lebih banyak pada tahun 2010. Data inilah yang dikutip oleh Dirjen Dikti dalam surat edarannya yang menghebohkan itu.

13333716081303882374
13333716081303882374

Gambar 2 Rasio publikasi ilmiah Malaysia terhadap Indonesia (diolah dari data SCImagoJR)

Rasio publikasi negara Thailand dan Singapura terhadap Indonesia masing-masing ditampilkan dan Gambar 3 dan 4. Terlihat bahwa sudah sejak lama publikasi negara-negara ini jauh mengungguli jumlah publikasi Indonesia. Namun trennya agak sedikit berbeda jika dibandingkan dengan Malaysia. Pada dua tahun terakhir terlihat ada penurunan kwantitas, baik Thailand maupun Singapura.

1333370660720509328
1333370660720509328

Gambar 3 Rasio publikasi ilmiah Thailand terhadap Indonesia (diolah dari data SCImagoJR)

1333370700716482056
1333370700716482056

Gambar 4 Rasio publikasi ilmiah Singapura terhadap Indonesia (diolah dari data SCImagoJR)

Sekedar untuk menyenangkan hati, ternyata kita masih sedikit lebih unggul dbanding dengan negara Filipina. Sepanjang 1996 sampai 2010, hanya di tahun 2002 publikasi mereka lebih tinggi sedikit dari Indonesia, selebihnya terus merosot hingga mencapai setengah saja pada tahun 2010. Gambar 5 menunjukkan rasio publikasi negara Filipina terhadap Indonesia sepanjang tahun 1996-2010.

13333707361068160609
13333707361068160609

Gambar 5 Rasio publikasi ilmiah Filipina terhadap Indonesia (diolah dari data SCImagoJR)

Satu hal yang menarik dari data dan fakta di atas adalah, publikasi ilmiah Malaysia menunjukkan tren yang cukup mengagumkan. Dari tahun ke tahun terus meningkat, bahkan jika mengacu jumlah publikasi di tahun 2010, Malaysia membukukan jumlah tertinggi di antara sesama negara ASEAN, mengungguli Singapura dan Thailand. Wajar saja jika Dirjen DIKTI geregetan untuk menuliskan pencapaian Malaysia ini secara khusus di dalam surat edarannya.

Agaknya perlu ada terobosan ala Dahlan Iskan, sang Meneg BUMN, dalam mengatur strategi meningkatkan jumlah publikasi ilmiah Indonesia untuk tahun tahun mendatang. Mampukah jajaran Kementrian Pendidikan Nasional dan DIKTI berpikir out of the box seperti yang ditunjukkan oleh koleganya tersebut?

Sumber data: SJR (SCImago Journal & Country Rank).

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun