Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... Engineer -

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Tokyo Tower", dari Rongsokan Tank Menjadi Simbol Era Analog

12 November 2017   13:41 Diperbarui: 12 November 2017   17:25 3747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah Tokyo Tower dimalam hari dipandang dari puncak Roppongi Hills (Dokumentasi Pribadi)

Jumlah kertas rancangan untuk menghitung konstruksinya menghabiskan sekitar 10 ribu lembar. Hal ini bisa dimaklumi karena waktu itu belum ditemukan kalkulator untuk menghitung rancangan konstruksinya. Menurut catatan, Tokyo Tower bisa tahan kecepatan angin sampai dengan 90m/s dan tahan akan guncangan gempa skala M7 lebih.

Pemandangan dari Dek Observasi (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan dari Dek Observasi (Dokumentasi Pribadi)
Dalam tahapan pengerjaan konstruksinya, diperkirakan ada sekitar 400 pekerja setiap hari yang ambil bagian  yang bekerja penuh dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Dan ada sekitar 22 ribu total pekerja yang terlibat pembangunannya dalam jangka waktu 1 1/2 tahun mulai dari awal konstruksi sampai selesai. Banyaknya pekerja yang terlibat adalah karena perkembangan teknologi konstruksi yang belum banyak menunjang pada masa itu, misalnya belum tersedianya alat berat, crane tinggi maupun penghitungan otomatis komputer untuk design konstruksinya. Semua harus dilakukan dengan cara-cara yang manual (analog). 

Contohnya, untuk menyatukan besi-besi penyangga yang membentuk struktur dari menara tersebut, mereka hanya menggunakan palu yang dipegang dengan tangan (bukan mesin) dan memukulkan baut di antara sambungan besi-besi konstruksinya yang telah dibuat lubangnya terlebih dahulu. 

Baut yang dipukulkan itu terlebih dahulu dipanasi di tungku buatan oleh orang yang di bawahnya sampai sekitar 800 derajat Celcius kemudian orang tersebut melemparkan baut yang panas itu ke pekerja yang bertugas memasukkannya di lubang yang sudah dibuat di antara besi-besi tersebut. Sebagai tambahan, mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa bagian atas dari Tokyo Tower bahannya adalah leburan dari bekas tank Amerika yang rusak akibat pertempuran di perang Korea. Ini disebabkan karena Jepang adalah negara yang miskin akan sumberdaya alam khususnya logam.

Tokyo Tower dan Kuil Zoujouji di musim Sakura (Dokumentasi Pribadi)
Tokyo Tower dan Kuil Zoujouji di musim Sakura (Dokumentasi Pribadi)
Tokyo Tower sebagai saksi sejarah

Mulai sa'at berdirinya sampai sekarang, sudah banyak peristiwa penting yang disiarkan dari Tokyo Tower. Diantaranya adalah siaran langsung parade perkawinan Pangeran Akihito (Kaisar Jepang saat ini) di tahun 1959 dan Pesta Olimpiade musim panas di Tokyo tahun 1964. Hal menarik lainnya dari Tokyo Tower adalah lapisan cat dua warna (two-tone), yaitu warna putih dan international orange yang diselang-seling menjadi 7 bagian. 

Sebenarnya warna ini bukan warna yang dipilih secara sembarangan, namun peraturan untuk keselamatan penerbangan Jepang saat itu mengharuskan dua warna tersebut digunakan untuk bangunan menara yang tinggi. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka bangunan menara tinggi sekarang tidak perlu menggunakan warna tersebut, karena teknologi sudah memungkinkan untuk membuat lampu yang bisa jelas terlihat walaupun di bawah terik sinar matahari di siang hari. 

Sehingga saat ini, menara-menara tinggi bisa memasang lampu ini di puncaknya dan ini sudah bisa memenuhi peraturan keselamatan penerbangan tanpa mencatnya seperti warna di Tokyo Tower. Contohnya adalah Tokyo Sky Tree, yang dibuka untuk umum pada tahun 2012, dimana ketinggiannya lebih dari Tokyo Tower, namun memakai warna putih  (tepatnya putih bercampur biru transparan).

Tokyo Tower dan Koinobori di bulan Mei (Dokumentasi Pribadi)
Tokyo Tower dan Koinobori di bulan Mei (Dokumentasi Pribadi)
Simbol Era Analog dan Magnet daya tarik Tokyo Tower

Dengan berakhirnya siaran televisi analog dan dimulainya era siaran televisi digital pada tahun 2011, maka selesailah sudah tugas Tokyo Tower sebagai stasiun pemancar utama siaran televisi (analog).

Sekarang fungsi stasiun pemancar televisi (digital) digantikan oleh menara baru yaitu Tokyo Sky Tree. Sebenarnya ada juga pemancar siaran digital di Tokyo Tower, namun hanya difungsikan sebagai backup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun