Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jejak Malam Seberang Kota Jambi

10 Januari 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:27 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_11156" align="aligncenter" width="602" caption="jejak malam di atas mori"][/caption]

"Saya punya batik beraneka ragam , sampai yang tuanya 250 tahun lalu dari Jambi saya miliki," papar Rumiko Koga khusus kepada Tribunews.com Rabu (5/2/2014) di Mitsukoshi Nihonbashi Galery Amuse, Tokyo.

Kembali ke Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah sejenak, menyusuri jejak mori bermalam yang tak pernah terkhatamkan. Ini hutangku.

***

[caption id="attachment_11135" align="aligncenter" width="450" caption="sungai Batanghari"]

[/caption]

Masa depan dan lalu terpisah dalam bentang sungai. Kampung tua di Sekoja - seberang kota Jambi - menyisakan sepenggal fragmen kejayaan melayu kuno. Deretan rumah tua berdiri kokoh dengan kayu gelap mengkilat tak termakan usia. Sebelum ada jalan darat kapal-kapal dari selat Berhala selalu menyapa Sekoja sebagai kota persinggahan. Kampung Arab Melayu di sisi timur sebentuk alkutrasi budaya penduduk lokal dan pedagang dari negeri seberang.

[caption id="attachment_11136" align="aligncenter" width="450" caption="WTC Batanghari tempat menunggu ketek"]

[/caption]

"Sepuluh ribu Bang, tak perlu menunggu lama." Tukang ketek menawarkan angkutan sungai super cepat tanpa antri ke seberang. Harga khusus bagi wisatawan atau mereka yang terpacu waktu. Tak bergeming saya menanti setia ketek murah meriah berjamaah. Cukup dua ribu saja bonusnya mengobrol renyah bersama penumpang lain

Dari bawah kolom tiang beton mall WTC perahu kecil kayu sarat penumpang bergerak ringan. Bibir buritan timbul tenggelam tersapu gelombang yang tak begitu liar. Nakodanya piawai melenggangkan kapal kecil berpenumpang lima belas jiwa. Lalu mengantarkan satu persatu menuju tepian, mulai dari desa Arab Melayu hingga ke hulu kampung Mudung Laut, kecamatan Pelayangan, Jambi.

Tak sulit menemukan sanggar batik tulis Selaras Pinang Masak, dari sisi sungai pasar Angso Duo , gapura besar sudah tampak. Hanya berujar kepada nakoda ketek untuk menurunkan di jeti dekat sanggar. [caption id="attachment_11137" align="aligncenter" width="450" caption="Balai Kerajinan Rakyat Selaras Pinang Masak"]

[/caption]

Rumah kajalangko terlihat mirip kapal dengan kasau bentuk sepanjang 60 cm di atasnya berfungsi sebagai perimbas angin dan hujan. Tanpa segan saya berjingkat menaiki anak tangga kembar memasuki rumah tradisional khas Marga Bathin. Tak perlu diketuk pintu terbuka lebar. Ruangan luas berdinding kayu dengan dinding kaca mozaik kaca menyapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun