Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Menanam untuk Anak Cucu Sulit Berbuah?

15 November 2018   05:02 Diperbarui: 15 November 2018   05:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah lebih dari satu minggu halaman rumah Pepen Effendi (54) yang berada di Kampung Sunia, RT 02/RW 3 Desa Cikunir, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya sering disambangi warga yang penasaran dengan kabar yang mereka terima dari mulut ke mulut. Pasalnya di halaman rumah Pepen yang akrab disapa Uwa ini tumbuh pohon pisang yang sedang berbuah, namun tidak seperti kebanyakan pohon pisang lainnya, pohon pisang ini dianggap unik, aneh, sekaligus menarik untuk diamati warga dan jarang terjadi, keanehan terlihat pada bagian tandan pisang yang memiliki dua jantung, karena umumnya pohon pisang hanya memiliki satu buah jantung bakal buah dan hidup cuma sekali.

"Manusia punya dua jantung juga sebetulnya,sih! kayak pohon pisang ini, tapi yang satunya terpisah di tubuh lawan jenis yang jadi jantung hati, iya ga?"Tanya Yadi (30) warga setempat berseloroh "Anehnya ya, jantung yang kedua itu koq tumbuh setelah satu sisir pisang jadi buah diatasnya," timpal Jajang (34) warga Bojongkoneng Singaparna yang sengaja datang untuk melihat langsung pohon pisang yang membuat penasaran itu.

Fenomena pisang berjantung dua sebetulnya seringkali terjadi di Indonesia, meski kebanyakan orang tak bisa mengurai apakah sebabnya dan pohon pisang yang ditanam Uwa adalah pohon pisang seperti kebanyakan, diapit pohon sawo dan terdapat pohon durian yang berjarak sekira dua meter, dikelilingi pagar bambu agar hewan ternak yang Uwa pelihara tidak pergi kemana-mana supaya tidak mengganggu tetangg. Menurut penuturan Uwa tiga pohon sebelumnya dari varietas yang sama yakni  jenis Pisang Ambon Lumut (Musa acuminata Cavendish) ini sudah menghasilkan buah dan dikonsumsi keluarganya. Tidak tampak keanehan sebelumnya hingga suatu malam Uwa mendengar bunyi-bunyian mirip suara ranting-ranting pohon kering yang sedang dibakar.

"Tabuh salapan wengi, iya! Kira-kira jam sembilan atau lebih, malam mulai sepi, abdi tiba-tiba ngadangu suara pepeletekan kayak ada orang lagi bakar sampah," jelas Uwa membuka cerita ikhwal kejanggalan yang ia alami saat itu. Kemudian ia pun keluar rumah dan mencari sumber suara yang akhirnya diketahui berasal dari pohon pisang yang ada di halaman rumahnya yang ternyata sedang melakukan proses tumbuh kembang. "Ada orang dari (Dinas) pertanian juga nanya, bapak apakan pohon pisangnya sampai bisa begitu? Saya jawab ngga diapa-apain, kersaning Allah we eta mah, meski mungkin penjelasan ilmiahnya ada," imbuh Uwa.

Uwa yang terkenal bertangan dingin dalam bercocok tanam di kampungnya kerap kali didatangi petugas dari dinas pertanian karena tanamannya yang selalu tumbuh subur, padahal karakter tanah di sekitar tempat tinggalnya  tanah berpasir dan bekas bukit yang dijadikan daerah galian C, warga pun banyak yang heran dengan pohon-pohon yang berbuah lebat hasil tanam Uwa seperti pohon jambu air samarang (Syzygium samarangense)  yang tumbuh rimbun dengan tinggi kurang dari satu meter saja sudah berbuah lebat. Apa rahasianya?

"Ngga ada, hanya pupuk kandang seadanya dan pas nanam saya memohon agar tanaman yang saya pelak tiasa katuang ku abdi," Uwa pun melanjutkan jika kita menanam pohon dengan tujuan untuk anak cucu maka  ketika cucu kita beranak maka pohon itu baru berbuah. "Betul kan? Niatnya untuk anak cucu, anaknya cucu kita berarti!" Pungkas Uwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun