Mohon tunggu...
Danang Adianto
Danang Adianto Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Lulusan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang sangat tertarik dengan dunia ekonomi, finansial, dan bisnis. Memiliki hobi bermain rubik, catur, dan membaca berbagai buku.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investasi Saham: Keharusan atau Kebutuhan?

29 Mei 2022   22:50 Diperbarui: 29 Mei 2022   23:18 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Elon Musk, Bill Gates, Warren Buffett,  kita sering sekali mendengar nama-nama mereka. Atau di Indonesia ada nama Hartono bersaudara, Lo Kheng Hong, dan Sandiaga Uno.  Mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu selain mereka memiliki bisnis yang luar biasa, mereka juga berhasil dan sukses memperoleh kekayaan mereka yang fantastis dengan berinvestasi. 

Investasi saham di Indonesia kini sudah bukan hal yang baru lagi, meskipun jumlah investor pasar modal hanya 2,7 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Namun perlu diapresiasi, pertumbuhan jumlah investor kita meningkat cukup tinggi sejak pandemi melanda, dan dari jumlah tersebut didominasi generasi milenial. 

Pentingkah investasi saham?

Lantas muncul pertanyaan bagi sebagian kalangan yang belum memulai investasi saham seperti apa itu sebenarnya investasi? Mengapa kita harus investasi? Seberapa pentingkah investasi itu?

Sederhananya, investasi adalah kegiatan dalam ekonomi dimana kita menanamkan modal kita pada aset-aset yang akan memberikan keuntungan di masa depan. Aset-aset tersebut dapat berupa surat berharga seperti saham dan obligasi, emas, properti, dan bentuk lainnya. Setelah mengetahui definisinya, tentu seseorang tidak akan berinvestasi jika tidak ada keuntungan yang didapatkan. Lalu apa saja keuntungan yang bisa kita dapatkan dari investasi?

Secara umum, keuntungan yang didapat dari investasi pada aset-aset tersebut adalah capital gain atau selisih dari harga jual dan harga beli. Namun, beberapa aset produktif seperti saham, memberikan keuntungan yang lebih yaitu dividen. Ketika seseorang membeli saham, artinya seseorang tersebut telah membeli suatu perusahaan dengan proporsi yang sejumlah saham yang dibeli. Perusahaan yang mencetak laba besar biasanya akan membagikan keuntungannya kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen tidak selalu berupa uang, namun bisa juga dalam bentuk saham yang akan membuat kepemilikan saham kita semakin banyak di perusahaan tersebut.

Ketika kita membeli saham perusahaan yang go public ataupun right issue, kita sudah membantu perusahaan tersebut menambah dana untuk memperbesar bisnisnya. Jika perusahaan berhasil ekspansi, maka akan memberikan lapangan pekerjaan yang besar. Sehingga, secara tidak langsung dengan kita berinvestasi, kita sudah membantu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan majunya teknologi saat ini, siapapun yang sudah berusia 17 tahun ke atas dapat berinvestasi dengan mudah karena sekuritas dan platform untuk memulai investasi saham sudah digital dan online. Perusahaan sekuritas juga memberikan kemudahan dalam layanan pendaftaran secara online, sehingga calon investor tidak perlu datang ke kantornya.

Belajar dan lakukan

Investasi tidak luput dari adanya risiko. Bahkan risiko dan keuntungan ibarat dua sisi koin yang bersebelahan. Investor tersukses di dunia, Warren Buffett, juga pernah mengatakan, "Risiko ada karena kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan". Ketidaktahuan masyarakat akan risiko berinvestasi dan rasa ingin kaya secara instan membuat marak sekali terjadinya kasus investasi bodong. Selain merugikan masyarakat, kasus investasi bodong justru membuat masyarakat semakin takut dengan istilah investasi khususnya investasi saham.

Namun para pembaca tidak perlu khawatir. Di dunia yang serba digital ini, sudah banyak sekuritas yang terjamin dan diawasi OJK, serta tidak lupa untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat seperti SFAST untuk meningkatkan literasi finansial, sehingga diharapkan masyarakat tidak akan tertipu iming-iming investasi yang tidak masuk akal. Jangan lupa, untuk mencapai kebebasan finansial, diperlukan pengetahuan dan proses.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun