Mohon tunggu...
Danang Dwiyanto
Danang Dwiyanto Mohon Tunggu... Human Resources - Exsternal Relation

Karyawan Swasta pada Perusahaan EPC

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pejuang Tangguh, Kakek-Kakek Mendorong Gerobak Keliling Berjualan Kursi Kayu

15 September 2021   09:41 Diperbarui: 15 September 2021   09:54 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hebat dan Tangguh, itu yang terucap dari mulutku saat aku melihat dari dalam mobil seorang kakek kalau menurut perkiraan saya umurnya di atas 70 tahun, mendorong gerobak berisi kursi kayu dan ranjang kayu untuk dijual pastinya, di jalan cikalong-cilamaya pagi ini saat saya berangkat ke kantor. Terbersit di hatiku untuk bisa berjumpa dengan Kakek tangguh itu di lain hari, akan aku sempatkan waktuku untuk menunggu dan berjumpa dengan kakek itu. Setelah dua hari menunggu, akhirnya saya bertemu dengan kakek itu , pagi-pagi seperti biasa saya bertemu saat berangkat ke kantor. Saya berhenti dan memanggil kakek yang sedang mendorong gerobak penuh berisi tumpukan kursi dan dipan yang terbuat dari kayu dan alhamdullilah kakek itu bersedia berhenti saya ajak ngobrol.

Pak Roni kakek yang saat ini berumur 68 tahun warga Dusun Bangsasuta Kecamatan Banyusari, Karawang. Kakek yang tangguh ucapku, dengan perawakan kecil tetapi penuh semangat mendorong gerobak berisi barang dagangan kursi dan dipan dari kayu untuk di jajakan. Pak Roni sudah hampir 15 tahun berprofesi sebagai penjual kursi , dipan dan lemari, beliau menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak mendorongnya berjalan kaki setiap hari " inilah pekerjaan saya sudah hampir 15 tahun , semenjak istri saya meninggal"ujarnya.

Setiap hari Pak Roni berjalan kaki puluhan kilo meter sambil mendorong gerobak berisi dagangan kursi dan dipan , Pak Roni berangkat berjualan jam 06.00 pagi menyusuri jalan dan gang di setiap dusun yang di lewatinya sambil menjajakan dagangannya, dan akan sampai ke rumah kembali malam harinya jam 10.00 malam. Didalam gerobaknya ada bungkusan plastic warna kuning, saya mengiranya itu bekal makan siang Pak Roni, tetapi beliau bilang , "itu bukan bekal tetapi satu stel celana dan baju, takutnya hujan jadi bisa untuk baju ganti, takut masuk angin kalau kena hujan maklum bapak sudah tua" ujar Pak Roni.

                

Foto : Danang Dwiyanto

Di Dusun tempat Pak Roni tinggal memang merupakan sentra kerajinan kursi dan lemari kayu, tetapi Pak Roni bukanlah salah satu penggrajin itu, beliau hanya bertugas menjualkan hasil dari kerajinan yang dibuat tetangganya, satu buah kursi kayu yang di jual Pak Roni mengambil dari tetagganya seharga 170.000 rupiah dan di jual kembali ke konsumen seharga 200.000, jadi Pak Roni mendapatkan hasil sebesar 30.000 per kursi yang dia jual, tetapi harga itu juga kalau orang tidak menawar, kalau di tawar paling juga saya jual 185.000 per kursinya, dapat untung 15 ribu jadilah untuk bekal beli makan siang ujarnya.

Dalam obrolan saya dengan  Pak Roni pagi itu (15/9/2021) banyak hal yang bisa contoh , smpai kapan Pak Roni bekerja seperti ini, beliau mengatakan "selagi saya masih kuat dan diberi kesehatan insya Allah saya iklas bekerja seperti ini, mendorong gerobak berjualan setiap harinya daripada saya meminta-minta atau merepotkan anak saya, yang penting yang masih muda harus bisa mencontoh semangat Pak roni dalam mencari nafkah, apapun profesi kita, berat ringannya pekerjaan kita, berapapun hasilnya ,harus bersyukur itulah rezeki , mudah-mudah berkah. Dan satu hal lagi bagi pembaca yang saat ini masih mempunyai Ayah, berbaktilah, sayangilah dia, muliakanlah dia, hargai perjuangan para Ayah yang sanggup bersusah payah mencari rezeki untuk kehidupan keluarga  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun