dan satu lagi, asa yang pernah kudapatkan pergi mengucap selamat tinggal
adalah masa lalu yang janggal, adalah nista dulu yang menjegal
kata mereka aku bebal, katanya juga aku manusia gagal
haruskah aku terluput dalam sesal, mengapa langkah semakin terjal
aku mentertawakan dia yang menatapku tajam
mencibir muka penuh luka akibat pertarungan semalam
aku mentertawakan dia yang mengucapku haram
pria lain dicermin dalam bayang temaram
mentari enggan memberiku peduli
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!