Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Lion Air Effect

13 Januari 2019   17:33 Diperbarui: 13 Januari 2019   17:54 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jogja.tribunnews.com

Setelah mengalami kecelakaan fatal beberapa waktu lalu, Lion Air akhirnya berubah menjadi maskapai paling mahal yang pernah ada di Indonesia, khususnya kelas ekonomi. Tarif penerbangan singa terbang sebenarnya masih dalam katagori wajar, hanya saja dengan tambahan biaya bagasi maka calon penumpang harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Tak tanggung -- tanggung, Lion menetapkan harga sampai sembilan ratus ribu rupiah hanya untuk bagasi saja. Angka ini bisa dikatakan sepadan dengan harga tiket lion satu kali perjalanan di masa lampau.

Namun, yang lebih menarik adalah efek yang ditimbulkan dari biaya bagasi Lion Air. Pesaing Lion di udara buru -- buru menaikkan harga perjalanan mereka. Sebut saja Jogjakarta -- Medan yang awalnya di waktu normal seharga delapan ratus ribuan, kini menjadi diatas satu juta rupiah. Tidak berbeda dengan penerbangan dari Jakarta dan tujuan sama. Maskapai selain Lion menjadi seolah lebih murah daripada si "bus terbang" karena mereka tetap menerapkan gratis 20 Kg bagasi.

Akhirnya, calon konsumen menjadi keteteran. Bukan soal hatga tiket terlalu mahal, tapi hanya karena menjadi terasa tidak wajar dengan kenaikan signifikan. Seolah terajadi monopoli harga yang dilakukan oleh semua maskapai. Seolah mereka sepakat "mempermainkan" calon penumpang.
Lalu, apakah standar keamanan meningkat? Jelas saja hal ini belum bisa dijanjikan. Kasus bagasi hilang atau dibongkar masih menjadi momok dunia penerbangan kita. Sistem keamanan penerbaangan pun belum berubah, setidaknya setelah kasus Lion Air yang terakhir silam.

Lalu, apa tujuan para maskapai menaikkan tarif mereka? Jika pesawat akan dikembalikan pada "fitrahnya" sebagai transportasi eksklusif. Apakah pihak maskapai sudah siap dengan semua konsekwensi yang ada. Konsekwensi keselamatan penerbangan, tepat jadwal, dan mematuhi aturan yang kemenhub.

Atau, apakah pihak maskapai hanya mengeruk keuntungan dari kebijakan bisnis maskapai lainnya. Maka, selama maskapai belum bisa benar -- benar menjamin kenyamanan penumpang sebaiknya Lion Air Effect dihentikan.
Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun