Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ketika Pilpres Bukan Soal Jokowi Melawan Prabowo

25 November 2018   16:40 Diperbarui: 25 November 2018   16:45 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makassar.tribunnews.com

Apapun istilahnya, pemilihan presiden 2019 adalah yang paling penting bagi Prabowo Subianto. Menurut catatan usia, kali ini adalah yang terakhir bagi jendral bintang tiga itu untuk dapat mengisi pucuk kekuasaan. Menariknya, bagi Joko Widodo pemilu kali ini juga tidak kalah penting. Sebut saja untuk mempertahankan pekerjaan yang sudah atau sedang dilakukan. Akan menyulitkan bagi Jokowi jika harus kalah dan mengulang kompetisi pada pemilu selanjutnya dan harus memulai semua dari awal lagi.

Selain itu, jika diperhatikan ternyata belakangan persoalan kompetisi merebut kursi RI -- 1 bukan lagi soal Jokowi melawan Prabowo. Pertarungan itu sudah selesai pada 2014 lalu, dan kita sama -- sama sudah mengetahui siapa pemenangnya. Kali ini pertarungan tampaknya lebih berat bagi kedua calon.

Jokowi Melawan Hoax

Bagi Jokowi dan para pendukungnya, pemilu kali ini yang terpenting adalah mengalahkan kabar -- kabar palsu beredar di masyarakat. Isu mengenai pemerintahan Jokowi anti Islam bahkan punya hubungan dengan PKI menjadi yang paling hangat diperbincangkan. Selain itu, kabar sebagai Presiden boneka yang tahun 2014 lalu berhembus kencang juga masih patut dikhawatirkan kelak detik -- detik menjelang pemilihan.

Belum lagi kita menyebut scenario yang diciptakan para "pembenci" Jokowi agar sang petahana tidak dapat melanjutkan kepemimpinannya pada periode ke dua nanti. Entah itu soal kriminalisasi, atau pembungkaman para pengkritik seolah -- olah kita sedang berjalan di era orde baru.

Nyatanya, hal -- hal diatas jauh lebih mengkhawatirkan daripada melawan ide -- ide dan gagasan Prabowo -- Sandi yang sampai saat ini belum kelihatan secara real. Kita hanya menyaksikan Prabowo seringkali selip lidah demi menggapai dukungan public. Atau lebih mengenaskan lagi, kita lebih sering mendengar lelucon Sandiaga tentang tempe atau pete. Tidak ada serangan tajam dari pihak Prabowo -- Sandi mengenai kegagalan Jokowi sehingga sudah seharusnya diganti. Tanpa serangan, maka tidak ada pertarungan.

Prabowo Melawan Kubunya Sendiri

Prabowo adalah ironi politik yang paling mengerikan. Kita mencatat bahwa Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum Demokrat yang juga menjadi salah satu pengusung Prabowo -- Sandiaga membubuhkan tanda tangannya di menit -- menit akhir jelang pendaftaraan. Setelah negosiasi dukungan yang cukup a lot itu, kini Partai Demokrat justru berulang kali menyerang Prabowo tanpa ampun.

Kita sudah lama tidak mendengar perkembangan isu uang lima ratus milyar yang dihembuskan salah satu kader demokrat beberapa waktu lalu. Belum kita berdiskusi tentang Agus Yudhoyono yang mempersilakan kadernya untuk mendukung Jokowi secara terang -- terangan. Atau yang lebih fatal, ketika menyebut bahwa mendukung Prabowo tidak memberi dampak positif apapun bagi partai berlambang mercy itu.

Belum usai urusan Demokrat. Kita sempat dipertontonkan perebutan kursi Wakil Gubernur DKI yang ditinggal Sandiaga oleh PKS dan Gerindra. Tampaknya, Prabowo tidak benar -- benar mampu melakukan manajemen kepemimpinan bahkan hanya pada empat partai sekalipun.

Disamping itu, Prabowo juga dihadapkan pada menggaet suara para pembenci Jokowi. Kita harus pahami bahwa pendukung Prabowo dan pembenci Jokowi adalah dua kelompok berbeda. Pembenci Jokowi sudah pasti tidak akan memilih Jokowi, tapi belum juga secara pasti akan memilih Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun