Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencoba Memahami Gagasan Awal Pancasila Bung Karno

6 November 2018   19:44 Diperbarui: 6 November 2018   20:05 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila yang kita gunakan sebagai Ideologi tuntunan berbangsa dan bernegara saat ini adalah hasil buah pemikiran dari sang Proklamator, Ir. Soekarno. Tapi, dalam perumusan awalnya Pancasila tidak seperti apa yang sekarang kita kenal. Setidaknya ada beberapa perbedaan, baik dalam urutan maupun segi penuturan bakan konteks dari sila -- sila itu sendiri. Versi awal Bung Karno adalah sebagai berikut ;

  • Kebangsaan
  • Internasionalisme atau Perikemanusiaan
  • Demokrasi
  • Keadilan Sosial
  • Ketuhanan Yang Maha Esa

Memperhatikan lebih lanjut, tampaknya urutan Pancasila awal ini menjadi hasil pikiran Bung Besar tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Belakangan ini tersiar bahwa Rizieq Shihab mencemooh pikiran awal Presiden pertama Republik Indonesia itu. Bahwa sang habib menyatakan bahwa Bung Karno menempatkan prinsip ke-Tuhan-an paling akhir dari semua sila yang ada.

Padahal, bila kita sadari pemikiran ini tidak benar -- benar bisa disalahkan. Saat ini, "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi urutan pertama dari Pancasila. Apa yang terjadi dapat kita saksikan bersama.

Menurut pandangan saya, bahwa memang sepatutnya sebagai landasan hidup, dasar bernegara Pancasila menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa diurutan paling akhir. Walaupun pasti saja hal itu tidak memungkinkan bila kita lakukan saat ini. Tapi, setidaknya mari kita dalam perilaku kebangsaan sehari -- hari benar -- benar menerapkan gagasan awal Pancasila tersebut.

1. Kebangsaan
Sebagai manusia yang lahir di Indonesia, sudah semestinya kita mencintai Bangsa sendiri. Menempatkan Tanah Air dan saudara -- saudara sebangsa dalam urutan pertama bukanlah persoalan. Sebab, bagaimana kita yakin bisa bergaul dengan orang dari luar Pertiwi kalau saudara yang lahir dari Rahim yang sama saja seringkali terjadi perselisihan disebabkan perbedaan.

Yang paling menyedihkan, bukan perbedaan pendapat yang menjadi masalah utama kita di negeri ini sehingga tidak bisa benar -- benar hidup sebagai satu kesatuan Bangsa yang utuh. Adalah perbedaan suku, agama, dan ras yang menjadi masalah kita setidaknya beberapa tahun terakhir ini.

2. Internasionalisme atau Kemanusiaan
Setelah mampu mengenal dan mencintai sesama kita Bangsa Indonesia barulah kita menjalin persahabatan dengan dunia luar. Dimana dunia punya perbedaan yang lebih kompleks daripada di Indonesia sendiri. Suku, Ras dan Agama jelas jauh lebih banyak bila seluruh dunia digabungkan.

Dari sana kita akan belajar tentang kemanusian. Memahami bahwa perbedaan tidak benar -- benar mengizinkan kita untuk saling bermusuhan. Dengan persahabatan yang terbentuk antar Negara -- Negara di dunia juga dengan adanya prinsip kemanusiaan yang tinggi, mungkin segala peperangan, aksi terorisme, atau ancaman -- ancaman yang mengganggu ketenangan dan kedamaian dunia bisa dihindarkan.

Dengan adanya kemanusiaan pula, kita menganggap diri setara dengan semua manusia di dunia. Tidak ada yang terlalu kuat atau terlalu lemah. Tidak ada keinginan untuk menguasai dunia, sebab kita menyadari bahwa bagaimana mungkin satu orang (Negara) merasa diri paling berhak untuk mengatur kendali dunia.

3. Demokrasi
Demokrasi adalah barang langka disebagian kecil Negara yang ada di dunia. Tapi, di Indonesia demokrasi bahkan mencapai luar batas. Presiden Joko Widodo pernah menyebut bahwa demokrasi kita kebablasan. Kita hidup lebih liberal bahkan daripada Amerika sendiri.

Padahal Demokrasi yang dimaksud oleh Pancasila kita adalah, kebebasan dengan batasan -- batasan tertentu. Tidak ada manusia di nusantara yang punya kekuatan absolout menyatakan pendapatnya dimuka umum. Tidak ada yang tidak boleh dipersalahkan. Bahkan kalaupun hanya bercanda, selama pernyataan itu menyakiti perasaan orang lain seharusnya tidak dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun