Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Berhenti Politisasi PKI

29 September 2018   22:32 Diperbarui: 29 September 2018   22:34 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Partai Komunis Indonesia, sudah lama mati. Tapi masih saja menghantui dunia perpolitikan tanah air. Isu PKI yang paling gencar dijadikan bahan jualan adalah tragedi 1965. Hal ini membuat kita seakan jengah pada sikap para politisi yang terus saja menggoreng kisah ini sampai tak ada habisnya.

Memang benar, sejarah kelam pembunuhan para jendral lima puluh tiga tahun lalu, tidak bisa dijadikan sebai untold history. Pemerintah, sebagai pihak paling berwenang seharusnya segera memperjelas catatan sejarah ini. Sebab, bukan hanya ketujuh jendral tersebut menjadi korban, tapi jutaan korban lain dihabisi atas nama pembersihan sisa komunis. Belum lagi kalau kita bercerita tentang status Bung Karno, Sang Proklamator negri ini yang masih dicap komunis oleh sebagian orang (bahkan orang yang tidak mengerti sejarah sekalipun).

Satu - satunya cara adalah; kita semua harus menghentikan politisasi komunisme yang sudah lama mati itu. Disaat bersamaan, pemerintah mencari pintu keluar dalam kebuntuan ini. Sudah dua puluh tahun kita merasakan reformasi, tanpa tekanan doktrin dalam pembentukan pemikiran rakyat. Maka sebaiknya, lakukan dengan cepat pelurusan sejarah yang dibutuhkan. Apakah tragedi 65 benar sesuai dengan apa yang orde baru katakan, atau justru ada kisah lain yang belum terkuak dihadapan publik. Kalau benar, katakan benar hingga orde baru tidak menjadi sasaran tembak tuduhan doktrin salah mereka sampaikan. Jika salah, ceritakan kebenarannya. Agar suatu saat dimasa depan tidak ada nama PKI lagi yang dijuak demi meraih kekuasaan.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun