Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Politik Sandiaga Uno

10 September 2018   02:14 Diperbarui: 10 September 2018   02:33 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno Saat Menukar Dollar Miliknya Menjadi Rupiah (Sumber; Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari)

Harus diakui, Sandiaga Uno adalah pebisnis andal. Ternyata, selain sebagai pebisnis politik Sandiaga tak kalah hebatnya. Sebut saja keajaiban saat dirinya terpilih menjadi bakal calon wakil presiden mendapingi Prabowo Subianto. Mengapa ajaib? Salah satu alasannya adalah Sandiaga merupakan kader Gerindra yang dinakhodai tak lain oleh Prabowo sendiri. 

Ajaib, karena tiga partai (PAN -- PKS -- Partai Demokrat) seolah kehilangan posisi tawar merelakan dua kursi penting itu dilahap oleh Gerindra. Alasan lain, posisi Sandi yang "hanya" wakil Gubernur DKI, ternyata bisa menggeser posisi Gubernur DKI itu sendiri dalam tawar menawar politik perebutan kursi Bakal Calon. Tidak ada alasan, kalau memang mau menag seharusnya Prabowo pilih Anies bukan Sandi. Sebab yang menang di DKI itu pada dasarnya adalah Anies bukan Sandi. Walaupun akan ada kata -- kata berkeliaran menyoal Calon dan Calon Wakil adalah satu kesatuan, tapi sesungguhnya ini tidak berlaku di politik.

Mari tinggalkan polemik Sandi menjadi bakal cawapres 2019-2024. Sebab, kini sejatinya dipermukaan tidak ada yang mampu mengubah kenyataan itu lagi. Yang menarik adalah, cara Sandiaga Uno berpolitik. Ibarat hendak menyentuh publik dengan ekonomi menengah kebawah, Sandiaga menyebut bahwa tempe sekarang setipis kartu ATM. Saya sendiri tidak tahu dimana Sandiaga menemukan tempe setipis itu. Bahkan, tempe yang sudah diiris dan digoreng siap dimakan yang dijual seharga lima ratus rupiah di warung yang ada di Jogjakarta pun masih lebih tebal daripada kartu ATM.

Tapi, pernyataan Sandi ini bukan tidak memberi efek. Orang yang tinggal Sumatera akan berpikir bahwa Tempe yang dimaksud Sandi, adalah Tempe di pulau Jawa. Orang yang tinggal di pulau Jawa, mungkin akan berpikir tempe yang dimaksud yang dijual di pulau Kalimantan, Sulawesi, atau Papua. Yang jelas, Image tempe tipis sudah tertanam dibenak masyarakat. Dan pasti akan menjadi bahan menunjukkan kegagalan pemerintah saat ini yang adalah petahana.

Serupa tapi tak sama, Politik jual nama juga digunakan Sandi dalam meraih perhatian publik. Terakhir Sandiaga menyebut nama seorang wanita di pekanbaru yang hanya mampu membeli Bawang Merah, Bawang Putih dan Cabai karena Dollar naik. Politik jual nama ini, pernah dilakukan Sandiaga saat bertarung dalam perebutan tahta DKI. Dan hasilnya, petahana terjungkal harus mengakui kekalahan. 

Mungkin, benar ada sanggahan dengan bukti video bahwa dengan seratus ribu kita bisa membeli banyak hal untuk memasak. Tapi, kembali lagi yang sudah dipatri dalam benak kaum awam adalah kemahalan bahan pokok.

Politik Sandiaga adalah politik bisnis, cara marketing luar biasa yang selalu diterapkan saat akan menjual sesuatu. Ada sosok nama yang disebut, seolah hendak mempertegas statement yang diberikan. Tidak peduli, nama itu fiktif atau nyata. Bahkan kalaupun nama itu nyata, tidak hanya satu yang punya nama tersebut di pekanbaru. Jadi, susah membuktikan kalau Sandi berkata tidak sesuai kenyataannya.

Terakhir adalah politik Seribu Dollar Amerika. Seribu Dollar Amerika yang dijual Sandiaga, tidak berarti apa -- apa dalam "menyelamatkan" rupiah. Justru, sebagian menyatakan bahwa Sandiaga malah mengambil untung dari mahalnya harga Dollar Amerika. Tapi kembali lagi, yang menjadi target Sandiaga bukanlah mereka yang "melek" ekonomi. 

Target Sandiaga jelas mereka yang tidak benar -- benar mengerti mengenai pelemahan mata uang, atau pasar global. Sandiaga akan tetap menjadi pahlawan bagi mereka yang berada dikalangan ini, dan perlu dicatat kalangan ini jarang sekali menggunakan media social. Jadi, anda bicara sampai mabuk pun dimedia social, tidak mampu menggeser pemikiran masyarakat jenis ini sebab mereka tidak tahu kebenarannya.

Tapi, Sandiaga tidak berbohong; Mungkin memang benar ada tempe setipis kartu ATM, atau memang benar seorang ibu menghabiskan seratus ribu rupiah hanya untuk membeli bawang dan cabai, dan pasti benar kalau Sandi menjual seribu dollar miliknya. Tapi, kapan, dimana, bagaimana dan apa efeknya dari itu semua, hanya Sandiaga yang tahu.

Salam Hangat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun