Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buku Harian Nayla

7 Maret 2018   12:10 Diperbarui: 7 Maret 2018   12:15 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kata tetangga, Nayla gila. Kata ibunya, Nayla memang sudah hilang akalnya. Nayla mati gantung diri satu hari sebelumnya. Ketika seharusnya mengucap janji suci didepan pendeta. Nayla memang wanita biasa, tapi dia tak punya hati jatuh cinta pada pria. Pernikahan yang berlangsung harusnya. Sebab dipaksa ibu sebab takut Nayla jadi perawan tua. Tapi, apa salahnya menjadi perawan tua? 

Nayla adalah jenis wanita yang penuh luka. Nayla pernah diperkosa saat dia masih belia. Oleh supir keluarga yang hilang warasnya. Ibu dan Bapak Nayla saling lempar salah ketika mendengar tangis Nayla. Tapi Nayla tidak perduli, terlebih ketika sang bapak mati juga akhirnya. 

Nayla tumbuh menjadi pelacur malam. Menjaja diri pada pria belang yang puas meski hanya cinta satu malam. Nayla melakukannya bukan demi uang, tapi membalas dendam. Nayla tak butuh uang, sebab bapaknya meninggalkan banyak untuk sekedar makan dan menikmati hidup yang kelam. 

Lalu Nayla bertemu pria yang ingin menjadikannya istri. Sungguh Nayla tidak sudi. Meski pria itu mengenal masa lalu Nayla dan tidak peduli. Tapi Nayla tidak mau kalau saja bukan ibunya yang memaksa untuk segera dinikahi. 

Nayla bagai tabir yang menghilang. Membeku dalam sekat malam jalang. Pelacur itu mati bak narapidana tergantung di tiang. Membebaskan jiwa yang sudah lama merasa terkurung tanpa luka berselang. 

Nayla mati tapi dia menulis buku harian. Kumpulan cerita seorang wanita kehilangan harapan. Sebuah asa mengungkap hidup wanita malang dalam dekapan. Nayla mati demi sebuah kebebasan. Nayla mati bukan putus asa jadi alasan. Nayla mati untuk sebuah pembuktian. Nayla mati meninggalkan buku harian. 

Satu halaman, dua halaman, tangis ibu Nayla merintih dalam. Tangis yang tidak dikeluarkan ibu Nayla ketika gadisnya terkubur makam. Tangis yang hilang saat menemukan Nayla mati tergantung diatas tilam. Tangis sesal seorang ibu yang takut pada kenyataan dentang sebuah jam. 

Buku harian Nayla menjadi pembuktian, Nayla hidup dalam kebahagiaan. Meski menjadi pelacur malam dan seringkali kedinginan. Meski harus merayap bertahan dalam kehidupan. Tapi Nayla tidak pernah menunjukkan kesedihan. Seperti kematiannya pun yang dia hiasi dengan senyuman. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun