Mohon tunggu...
Damarra Kartika
Damarra Kartika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Studi Komunikasi Massa dan Digital Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wira-wiri Menulis Digital, Sudah Paham W3C?

21 September 2020   15:58 Diperbarui: 21 September 2020   16:54 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. W3C via ZDNet

Buat kamu yang suka menulis secara digital dengan laman atau website, pernah tahu nggak kalau ternyata ada pedomannya?

Masih dalam kaitannya dengan penulisan digital, kali ini kita akan membahas soal panduan penulisan digital menurut World Wide Web (WWW). Seolah memahami kalau cara menulis luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) akan berbeda, WWW merangkum panduannya dalam W3C.

Soal Panduan W3C

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "panduan" sebagai penunjuk jalan atau pengiring. Panduan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu.

Dalam buku Because Digital Writing Matters dinjabarkan W3C merupakan singkatan dari World Wide Web Consortium. Beberapa sudah pernah kita ulas bersama dalam tulisan sebelumnya. Kali ini, kita ulas panduan W3C dalam menulis di dunia digital yang belum dibahas dalam artikel sebelumnya.  

Cara Kamu Menulis

Membicarakan penulisan digital nggak akan pernah bisa lepas dari pembahasan rutinitas manusia yang serba cepat. Efek dari serba cepat ini banyak hal harus dilakukan bersamaan, tetapi dengan hasil yang maksimal. Hal yang sama berlaku ketika orang membaca tulisan dalam dunia digital. Waktu yang dimiliki singkat, tetapi informasi yang didapatkan harus maksimal.

Dalam menyikapi hal ini, orang tentu akan memilih untuk membaca topik-topik yang menarik atau aktual. Oleh karena itu, pastikan judul dan deskripsi jelas dan akurat. Topik yang diangkat sebaiknya yang memang sedang hangat menjadi agenda atau pembicaraan publik, atau sekalian tidak sedang hangat, ya harus berbeda atau unik.  

Sehingga orang akan merasa waktunya tidak terbuang percuma ketika membaca tulisan kita. Penempatan topik di awal kalimat atau paragraf juga menjadi kunci menurut pedoman W3C. Secepat mungkin, orang harus mendapatkan hal apa yang ingin kita sampaikan melalui tulisan digital. Cara lain yang mendukung orang mendapatkan poin yang ingin kita sampaikan adalah dengan merangkum ide utama dalam paragraf. Jadi, pindah paragraf kamu juga harus pindah ide utama penjelasan atau deksripsi ya!

Dalam setiap paragraf, ada baiknya tidak menggunakan struktur kalimat yang rumit atau berbelit. Bahasa yang digunakan juga sebaiknya yang sederhana atau mudah dimengerti. Jangan terlalu banyak menggunakan kiasan atau kata-kata yang memiliki makna ganda. 

Sudah waktu mereka sempit, kamu persulit lagi, memang mereka mau berpikir rumit?

Selanjutnya soal suatu topik yang jarang didiskusikan, namun penting dan terkadang tidak dihiraukan. Hal ini penting apalagi kalau kita menulis sesuatu yang mengutip orang lain, mengambil gambar orang lain dalam jaringan, atau menggunakan hasil karya berupa audio dan video milik orang lain. Sudah banyak kan, kasus orang dituntut karena ternyata dia tidak menyadari kalau sama seperti di dunia  nyata, menggunakan barang atau karya milik orang lain, apalagi mempublikasikannya, tentu ada aturannya.

Serba Serbi Hak Cipta

Hak Cipta merupakan suatu hal yang harus disertakan dengan lengkap. Dalam pengambilan karya, biasanya sumber diinformasikan tepat di bawah gambar atau video atau karya yang digunakan dan dipublikasikan.  

Mulai dari konten visual, musik dan audio, dan berbagai karya lain penting untuk diperhatikan hak ciptanya. Mulai tahun 1999 hak untuk menggunakan dan berbagi musik berhak cipta sudah semakin ketat dibatasi oleh Undang-Undang Hak Cipta dan Pedoman Penggunaan Wajar. Sumber yang menggunakan harus dipastikan tidak dibatasi atau diatur oleh lisensi Creative Commons.

Gambar 2. Lisensi Creative Commons via CCAC.edu 
Gambar 2. Lisensi Creative Commons via CCAC.edu 

Ap aitu lisensi Creative Commons? Creative Commons merupakan ikon lisensi yang menunjukkan bahwa orang lain diizinkan atua diperbolehkan untuk menggunakan konten jika pemilik aslinya mencantumkan nama pengarang atau untuk mengadaptasi karya selama revisi juga diterbitkan di bawah lisensi terkait. Jadi, penting untuk memastikan apakah karya yang akan kamu gunakan atau bahkan publikasikan sesuai dengan lisensi Creative Commons.

Terus, gimana kalau kita terhambat atau kesulitan dalam kaitannya dengan hak cipta? Apabila ada kesulitan soal hak cipta, ada hal lain yang bisa kamu lakukan. ATM! Amati, Tiru, Modifikasi. Konten yang memiliki hak cipta bisa diadaptasi atau dimodifikasi, kemudian diterbitkan ulang atau diunggah ke dunia digital.

Bentuk modifikasi kini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan kemajuan internet serta aplikasi pendukung yang memungkinkan seseorang berkarya dengan lebih mudah.

Terakhir, konten dalam WEB harus dapat dinavigasi dan dibaca oleh semua orang. Siapapun itu terbebas dari dimana mereka berada, kemampuan fisiknya, latar belakangnya (termasuk suku, agama, ras, budaya, dan antar golongan), atau jenis teknologi komputer yang digunakan untuk mengakses konten. Hal ini juga akan mendukung terjadinya kesetaraan informasi yang akan berdampak baik dalam masyarakat informasi dan literasi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun