Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Malamang Jelang Puasa di Tengah Harga Bahan Pokok Melambung

20 Maret 2023   12:15 Diperbarui: 20 Maret 2023   12:31 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat membuat lamang untuk kebutuhan mengaji ke puasa di Padang Pariaman. (foto dok pribadi)

Bulan Sya'ban juga dikenal dan lazim di kalangan masyarakat Padang Pariaman sebagai "Bulan Lamang". Ya, karena di bulan ini masyarakat membuat Lamang.

Lamang adalah adalah makanan yang terbuat dari beras pulut, sama dengan ketan. Tetapi, Lamang dibuat dengan buluh.

Tradisi membuat makanan ini sudah sejak lama. Saking lamanya, bulan menjelang masuk puasa ini disebut sebagai bulan lamang.

Tentu tidak semua rumah tangga yang membuat Lamang ini. Tergantung pada niat dan rencana masyarakat yang akan melakukan kenduri atau mengaji ke puasa.

Dan biasa, orang yang membuat lamang serta mengaji ke puasa ini, adalah orang-orang berada. Hidup dengan pusaka, dimana sawah dan ladang yang dia garap tinggal menikmati.

Artinya, mengaji ke puasa yang dilakukan di rumah masyarakat ini, bagian dari terima kasih kepada yang tua-tua dulu, yang sudah tiada.

"Hanya dengan memberikan kaji, doa dan jamuan ini, kita bisa mengenang para arwah terdahulu. Jasanya banyak, dan sangat tidak terbalas oleh kita," kata seorang masyarakat yang sedang membuat lamang di daerah itu.

Di Padang Pariaman secara umum, Kamis 23 Maret masih belum puasa, karena hari itu bulan di lihat sorenya. Namun, yang puasa Rabu atau Kamis itu juga sudah ada sebagian masyarakat daerah itu. 

Sebab, Muhammadiyah puasa Rabu di saat pemerintah masih melakukan Sidang Isbat.

Otomatis, Kamis itu masih ada masyarakat yang melakukan mengaji ke puasa serta membuat lamang tentunya. Begitu juga yang mengaji pusara, diperkirakan masih ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun