Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Syamsu Arman, Wartawan yang Pernah Jadi Calon Ketua PWI Pariaman

3 November 2022   11:27 Diperbarui: 3 November 2022   11:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsu Arman. (foto dok damanhuri)

Syamsu Arman, Kasi Pemerintahan Kecamatan Pariaman Timur, mantan wartawan Haluan meninggal dunia, Rabu (2/11/2022) sore. Innalillahi wa innailaihi rajiun.

Begitu Indra Sakti, mantan Sekda Pariaman menulis pesan di WAG PWI. Ya, Syamsu Arman banyak dikenal orang sebagai wartawan Haluan, meskipun dia seorang PNS.

Saya cukup kenal dan mengenal almarhum secara dekat. Rentang 2004 hingga 2008, saya mungkin wartawan yunior yang terbilang sangat dekat dengan dia.

Termasuk dengan wartawan senior lainnya di Piaman saya juga dekat. Saya ingin belajar banyak soal kewartawanan tentunya.

Sering saya sejalan dengan almarhum. Sampai saya dibawa ke rumahnya, dalam menjalani tugas kewartawanan di Piaman.

Sampai dia ikut maju jadi calon ketua PWI, setelah dia banyak diskusi dan dialog dengan saya.

Waktu itu, 2006 PWI Pariaman menggelar konferensi. Saya ketua panitia sekaligus pemegang mandat PWI, tetapi status ke-PWI-an saya masih anggota muda.

Konferensi saat itu termasuk yang meriah dan dinamika berjalan dengan sangat hangat. Sampai empat calon yang maju jadi calon ketua.

Syamsu Arman salah satunya. Saya yang ketua panitia mendukung semua calon yang maju. Tetapi, dalam konferensi saya belum punya hak untuk memilih dan dipilih. 

Pasca 2008, saya tak banyak komunikasi dengan almarhum. Dan Syamsu Arman terdengar dan terlihat tidak lagi mengisi Haluan.

Sampai tak banyak lagi dia ke PWI. Sehingga kawan wartawan yang hadir belakangan di Piaman, tak tahu banyak kalau Syamsu Arman adalah wartawan dulunya.

Saya tak tahu persis kenapa dia tak ke PWI. Apa karena dia kalah dalam konferensi 2006? Entahlah. Tetapi, yang kalah dalam konferensi itu lebih banyak dari yang menang.

Yang menang cuma satu orang, yakni Dedi Salim. Juga rekan dia sesama di Haluan. Selaku ketua panitia, saya merasa puas dan senang.

Acara itu sukses. Banyak yang berminat maju, tanda hidup suasana demokrasi di PWI, organisasi profesi wartawan tertua di republik ini.

Kemudian, Ketua Umum PWI Pusat Tarman Azzam hadir, sebelum konferensi berakhir. Bupati dan Walikota pun hadir.

Dan Syamsu Arman, satu dari sekian banyak anggota PWI yang ikut memperkuat proses demokrasi berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun dia tidak terpilih, setidaknya konferensi PWI kala itu mampu membuat tradisi pemilihan, untuk ketua organisasi tersebut.

Tetapi karir PNS dia tetap. Terakhir dia terdengar di kantor camat. Tahun 2020 almarhum sering kontak-kontak saya.

Ada urusan dia di Lubuk Alung dan Batang Anai, dia mengontak saya. Terakhir, Januari 2022, dia masih saling menyapa dengan saya lewat pesan WA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun