Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jaga Martabat Kemanusiaan dengan Menghadirkan Kisah Inspiratif Ulama

24 Oktober 2022   08:24 Diperbarui: 24 Oktober 2022   08:38 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan hari santri di MTI Padang. (foto dok damanhuri)

Berdaya menjaga martabat kemanusiaan. Sebuah judul yang menggelitik, menantang santri itu sendiri untuk terus menggali dan menggali ilmu yang disertai dengan adab.

Lewat spirit resolusi jihad, sebagai dasar peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober setiap tahunnya, kali ini temanya, bersama santri menjaga martabat kemanusiaan.

Artinya, pergeseran nilai dan kemajuan teknologi, kaum santri dan ulama pun ikut terbawa, sehingga budaya silaturrahmi, ajang diskusi dan halaqah antar ulama dan santri mulai berkurang dan bergeser.

Dulu, katakan dulu sekali. Para ulama tempat rujukan. Dia punya solusi dari problematika kehidupan masyarakat lingkungannya.

Hampir tiap sebentar ulama itu didatangi tamu dari berbagai persoalan yang dikadukan.

Bahkan, pahitnya kehidupan, tak ada beras untuk ditanak, dengan enaknya masyarakat meminjam beras ke ulama panutannya.

Ini kisah yang terjadi di Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman. Adalah seorang ulama besar, populer dengan sebutan Syekh Mato Aie.

Kepadanya banyak santri belajar,badan menjadi kiblatnya ulama di Tanah Minang.

Sekedar menyebut nama, Syekh Ibrahim Musa, pendiri Sumatera Thawalib Parabek berguru ke Syekh Mato Aie ini.

Syekh Mato Aie terkenal dengan ulama yang mahir kajian fiqh dan tasawuf, dia pemurah, dan oleh masyarakat Pakandangan, syekh ini jadi tempat tumpuan harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun