Secara umum, di Piaman momen maulid nabi itu tiga bulan lamanya. Tak heran, sepanjang Rabiul Awal hingga Jumadil Awal, masyarakat masih menyelenggarakan peringatan maulid nabi di surau-nya.
Begitu penting dan tinggi penghormatan masyarakat atas nabi akhir zaman, Muhammad Saw, pembawa agama Islam ke muka bumi ini.
Cara dan tata cara peringatan maulid pun sama. Membaca wirid syarafal anam, yang dikenal dengan "badikie".
Makanya, sepanjang tiga bulan itu hampir tiap malam para ahli dikie punya agenda membaca itu.
Dari surau yang satu pindah ke surau yang lainnya di daerah itu. Maklum, Padang Pariaman terkenal punya banyak surau.
Ada surau milik pribadi, banyak juga milik kaum atau suku, dan juga banyak surau milik korong atau masyarakat dusun.
Seperti di VII Koto Sungai Sariak lama, itu umumnya surau milik kaum. Setiap suku punya sebuah surau. Kadang semakin berkembang kaum itu, dibuat lagi satu surau-nya.
Misalnya kaum Suku Sikumbang dalam satu nagari dalam Kecamatan ini, kadang punya dua sampai empat surau, karena kaum itu semakin berkembang.
Makanya, di VII Koto Sungai Sariak lama surau lebih banyak bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Padang Pariaman.
Dan hampir semua surau itu memperingati maulid nabi dengan caranya masing-masing.