Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Gairah dan Semangat Maulid Nabi Itu Tiga Bulan di Piaman

13 Oktober 2022   18:08 Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:11 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat lamang sebelum acara maulid di surau di Padang Pariaman. (foto dok damanhuri)

Secara umum, di Piaman momen maulid nabi itu tiga bulan lamanya. Tak heran, sepanjang Rabiul Awal hingga Jumadil Awal, masyarakat masih menyelenggarakan peringatan maulid nabi di surau-nya.

Begitu penting dan tinggi penghormatan masyarakat atas nabi akhir zaman, Muhammad Saw, pembawa agama Islam ke muka bumi ini.

Cara dan tata cara peringatan maulid pun sama. Membaca wirid syarafal anam, yang dikenal dengan "badikie".

Makanya, sepanjang tiga bulan itu hampir tiap malam para ahli dikie punya agenda membaca itu.

Dari surau yang satu pindah ke surau yang lainnya di daerah itu. Maklum, Padang Pariaman terkenal punya banyak surau.

Ada surau milik pribadi, banyak juga milik kaum atau suku, dan juga banyak surau milik korong atau masyarakat dusun.

Seperti di VII Koto Sungai Sariak lama, itu umumnya surau milik kaum. Setiap suku punya sebuah surau. Kadang semakin berkembang kaum itu, dibuat lagi satu surau-nya.

Misalnya kaum Suku Sikumbang dalam satu nagari dalam Kecamatan ini, kadang punya dua sampai empat surau, karena kaum itu semakin berkembang.

Makanya, di VII Koto Sungai Sariak lama surau lebih banyak bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Padang Pariaman.

Dan hampir semua surau itu memperingati maulid nabi dengan caranya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun