Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bengkel Motor Pinggir Jalan dan Sosial Kemasyarakatan yang Tinggi

6 September 2022   07:32 Diperbarui: 6 September 2022   07:35 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar servis motor di BLK Komunitas Madrasatul 'Ulum. (foto dok damanhuri)

Menarik mencermati fakta bengkel motor di pinggir jalan, terutama di perkampungan. Dia mengedepankan persaudaraan, ketimbang bisnis.

Dan demikian itu hampir semua bengkel servis motor di kampung yang menerapkan. Itu artinya, rasa gotong royong dan semangat sosial kemasyarakatan cukup kuat di tengah masyarakat tersebut.

Dan saya lihat, kondisi itu bagaikan hukum alam. Lingkungan kampung yang membuat pemilik dan pekerja bengkel seperti demikian.

Apalagi, di Padang Pariaman ada istilah "badoncek". Dalam kegiatan alek baik dan buruk, ada tradisi berdamtam. Yang ngasih sumbangan disebutkan nama dan jumlah sumbangannya.

Nah, rasa sosial inilah yang membuat bengkel pinggir jalan di perkampungan, lebih mengemukakan nilai kebersamaan.

Selagi masih bisa motor itu diperbaikinya, montirnya tak mau mengganti peralatan motor konsumennya dengan yang baru. Tetap diperbaikinya sesuai skill si montir tersebut.

Keahlian montir soal motor itu berlangsung secara alami. Hanya sekali belajar dulunya di BLK misalnya, lalu langsung berkembang dengan sangat melesat jauh, lebih jauh dari ilmu keterampilan yang dia pelajari sebelum buka bengkel.

Labai Amat, pemilik bengkel motor di Sungai Laban menceritakan kalau dia tak pernah belajar memperbaiki motor injeksi.

Banyak motor injeksi yang diperbaikinya, itu hasil otodidak, dan hasilnya cukup dirasakan pelanggan, yang motornya injeksi.

Dia sudah lama buka bengkel. Sebelum motor injeksi keluar, dia sudah terkenal dengan bengkelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun