Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Syekh Ibrahim Musa, Sang Ulama Penggerak Itu

24 Agustus 2022   09:24 Diperbarui: 24 Agustus 2022   09:48 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku novel biografi Syekh Ibrahim Musa. (foto dok damanhuri)

Pergerakan Syekh Ibrahim Musa dalam menuntut ilmu dan kelak mengembangkan ilmu itu, membuat warisan keilmuan Parabek mewarnai dunia pendidikan keagamaan di Minangkabau dan nusantara.

Berguru ke banyak ulama hebat di sejumlah surau di Minangkabau dan Makkah, membuat Luthan, nama kecil ulama besar yang populer dengan Inyiak Parabek ini melahirkan murid yang hebat pula.

Sang Ulama Penggerak. Itu judul novel biografi Syekh Ibrahim Musa ditulis Khairul Jasmi, Pemred Singgalang yang sudah banyak menulis buku dan novel ini menyajikan kisah panjang Inyiak Parabek dengan sangat apik.

Renyah, dan enak dibaca, serta mampu membuat pembaca hadir di zaman dulu. Kisah Inyiak Parabek ini mengajarkan kepada kita semua, terutama kaum ulama untuk tidak mudah berfatwa.

Berani berfatwa, artinya orang itu harus siap dan berani pula masuk neraka. Begitu Inyiak Parabek mengajari anak muridnya ketika kelak sudah jadi orang di tengah masyarakat.

Inyiak Parabek yang lahir 1884 dan wafat 1963 ini terkenal sebagai ulama yang gigih, segigih perjuangannya menuntut ilmu dulunya.

Gigih mengelola lembaga pendidikan Sumatera Thawalib, ikut memfasilitasi bersama ulama lainnya mengumpulkan emas dan sumbangan masyarakat untuk bangsa dan negara yang masih dalam berjuang mengusir kaum penjajah.

79 tahun Inyiak Parabek hidup penuh dengan pergerakan. Pergerakan masa belajar, pergerakan masa mendirikan dan melanjutkan perjuangan orangtuanya, perjuangan di medan politik lewat Masyumi, serta perjuangan menegakkan kebaikan lewat dakwah lisan dan tulisan.

Inyiak Parabek lebih senang dan suka berdebat lewat tulisan ketimbang debat terbuka di depan umum. Makanya, ulama besar kharismatik ini banyak melahirkan buku dan kitab, yang membahas banyak hal.

Tulisan buah pikirnya ikut mewarnai media massa. Jejak keilmuan Inyiak Parabek abadi sampai kini. Satu kata, dia telah mewariskan ilmu yang bermanfaat untuk generasi sesudahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun