Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dinamika Pemekaran Wilayah di Lubuk Alung

15 Juli 2022   07:41 Diperbarui: 15 Juli 2022   07:45 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesudut Nagari Salibutan Lubuk Alung yang mekar pada gelombang kedua, segalus melengkapi istilah Forum Walisongo di kecamatan ini. (foto dokpri)

Ini sejarah pertama Lubuk Alung mengembangkan wilayah. Dari satu nagari menjadi lima. Sudah sebanyak itu, Lubuk Alung masih terasa padat dan luas.

Muncul ide dan gagasan untuk pemekaran kedua. Meskipun tak menimbulkan gejolak seperti pada saat pertama, setidaknya pemekaran kedua memakai energi yang tak sedikit.

Jadilah Singguliang Lubuk Alung, Salibutan Lubuk Alung, Sungai Abang Lubuk Alung, dan Balah Hilie Lubuk Alung tegak berdiri, menata diri yang tentunya setara dengan Lubuk Alung itu sendiri dalam soal pemerintahan terendah.

Lubuk Alung sudah punya sembilan kenagarian. Artinya, Lubuk Alung yang juga sebuah kecamatan di Padang Pariaman sudah terasa ramai ketika ada rapat Muspika tentunya.

Forum Walinagari Kecamatan ini terkenal dengan istilah Forum Walisongo, karena beranggotakan sembilan orang wali.

Dengan kondisi ini, Lubuk Alung sebagai nagari induk masih terasa besar, dan terperinci yang cukup moncolok. Pusat nagarinya di Koto Buruak, pun terletak di ujung timur.

Untuk ke sana dari Pasar Lubuk Alung, harus melewati nagari tetangga, Singguliang dan Sikabu misalnya.

Walinagari Lubuk Alung Hilman H Datuak Mangkuto Alam sejak pertama jadi wali melakukan terobosan yang cukup cerdas.

Dibuatnya sebuah pelayan perwakilan untuk masyarakatnya yang tinggal di padat penduduk, yakni Pasar Lubuk Alung, dia gunakan kantor desa lama.

Rencanan penambahan nagari yang sudah diajukan Lubuk Alung ke kabupaten masih belum berbuah hasil. Sama juga dengan kenaikan penambahan nagari untuk wilayah Sintuak dan Kasang, yang juga belum terealisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun