Ini sejarah pertama Lubuk Alung mengembangkan wilayah. Dari satu nagari menjadi lima. Sudah sebanyak itu, Lubuk Alung masih terasa padat dan luas.
Muncul ide dan gagasan untuk pemekaran kedua. Meskipun tak menimbulkan gejolak seperti pada saat pertama, setidaknya pemekaran kedua memakai energi yang tak sedikit.
Jadilah Singguliang Lubuk Alung, Salibutan Lubuk Alung, Sungai Abang Lubuk Alung, dan Balah Hilie Lubuk Alung tegak berdiri, menata diri yang tentunya setara dengan Lubuk Alung itu sendiri dalam soal pemerintahan terendah.
Lubuk Alung sudah punya sembilan kenagarian. Artinya, Lubuk Alung yang juga sebuah kecamatan di Padang Pariaman sudah terasa ramai ketika ada rapat Muspika tentunya.
Forum Walinagari Kecamatan ini terkenal dengan istilah Forum Walisongo, karena beranggotakan sembilan orang wali.
Dengan kondisi ini, Lubuk Alung sebagai nagari induk masih terasa besar, dan terperinci yang cukup moncolok. Pusat nagarinya di Koto Buruak, pun terletak di ujung timur.
Untuk ke sana dari Pasar Lubuk Alung, harus melewati nagari tetangga, Singguliang dan Sikabu misalnya.
Walinagari Lubuk Alung Hilman H Datuak Mangkuto Alam sejak pertama jadi wali melakukan terobosan yang cukup cerdas.
Dibuatnya sebuah pelayan perwakilan untuk masyarakatnya yang tinggal di padat penduduk, yakni Pasar Lubuk Alung, dia gunakan kantor desa lama.
Rencanan penambahan nagari yang sudah diajukan Lubuk Alung ke kabupaten masih belum berbuah hasil. Sama juga dengan kenaikan penambahan nagari untuk wilayah Sintuak dan Kasang, yang juga belum terealisasi.