Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Inginkan Pertanian dan Usaha Berhasil, Masyarakat Sungai Sariak Gelar Ratik Tolak Bala

26 Juni 2022   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2022   13:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Sungai Sariak Sabtu malam menggelar ratik tolak bala, dimulai di Masjid Raya Lubuak Bareh. (foto dok zaiful yudi)

Ratusan ulama dan masyarakat berbaur jadi satu. Berjalan kaki mengelilingi kampung dan korong di Nagari Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (25/6/2022) malam.

Mereka sedang menggelar ritual "ratik tolak bala". Mulai star di Masjid Raya Lubuak Bareh, sebuah masjid tua dan tertua di nagari itu.

Ratik tolak bala kali ini dipimpin langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Islamiyah, Buluah Kasok, Buya Jalalein Tuanku Sidi dan Walinagari Sungai Sariak Zaiful Yudi.

Ritual yang menyambungkan adat dan syarak ini dilakukan, tentu setelah pengamatan dan penilaian terhadap fenomena yang sedang terjadi di tengah masyarakat.

Seperti ditemuinya sawah masyarakat tak jadi karena ketiadaan air, atau musim panen yang acap gagal karena dirusak hama dan fenomena lainnya yang berhubungan dengan petani sawah.

Begitu juga soal pengairan yang kurang lagi memberikan kontribusi buat pengelolanya.

Ladang masyarakat banyak rusak dan binasa, dianggap "bala sedang batimbun" di tengah masyarakat itu.

Sebagai pemimpin di tengah masyarakat, para ulama dan walinagari tak ingin masyarakatnya susah. Susah dalam hidup akibat pencaharian macet.

Umum di Sungai Sariak itu, masyarakat bergantung pada pertanian sawah dan ladang, dan sebagian di perikanan.

Yang berdagang tentu banyak pula. Sama dengan yang jadi pegawai negeri. Namun, secara umum adalah petani, yang dibuktikan dengan masih banyak dan luasnya lahan pertanian sawah dan ladang di nagari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun