Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pulang Kampung Lebaran untuk Melepas Rindu pada "Dunsanak"

19 April 2022   01:25 Diperbarui: 19 April 2022   01:31 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalanan di Lubuk Alung yang masih sepi dari kendaraan perantau. Biasanya sudah mulai ramai karena sudah dekat lebaran. (foto dok damanhuri)

Sebagian besar masyarakat Padang Pariaman, tinggal dan hidup di rantau orang. Hampir setiap sudut kampung di Nusantara ini, ada "urang awak", istilah lain untuk kaum perantau.

Mereka memilih merantau, lantaran tidak bisa hidup dan berkembang di kampung sendiri.

Di Minangkabau berlaku pepatah "karatau madang dihulu, babuah babungo balung. Karantau bujang dahulu, di kampuang baguno balun".

Artinya, merantau bagi orang Minang bukan sekedar mencari hidup, sesuap pagi dan petang. Lebih dari itu, orang Minang merantau juga pergi untuk menimba ilmu.

Secara garis besar, mereka berhasil merubah nasibnya selama di rantau. Lebaran, adalah ajang pulang kampung, membangun silaturahmi yang terputus sementara dengan "dunsanak".

Yang paling banyak pulang kampung saat lebaran, adalah mereka merantau di Pulau Sumatera. Semisal Jambi, Riau, Sumut dan daerah lainnya.

Sebab, antar daerah di pulau ini untuk pulang kampung tak begitu banyak mengeluarkan uang.

Mencari uang di rantau tentu tak selalu mulus, ada halangan dan rintangan, laksana gelombang hidup, sama juga dengan di kampung.

Artinya, kalau merantau dekat bisa pulang dengan kendaraan sendiri. Bagi yang punya mobil atau bisa merental mobil, ya bersileweran mobil daerah lain di Piaman ini.

Begitu juga yang pulang dengan motor, pun seperti demikian. Mereka pulang "basamo", sehingga terlihat dan terasa sekali rami kampung saat lebaran itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun