Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meski Berbeda Mulai Puasa, Kita Tetap "Badunsanak"

2 April 2022   22:55 Diperbarui: 6 April 2022   13:18 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah Shalat Tarwih di salah satu masjid di Kota Padang Panjang yang khusuk mendengar ceramah Ramadhan. (foto dok jasriman)

Perbedaan dalam memulai puasa, hampir berlaku setiap bulan Ramadhan di Kabupaten Padang Pariaman. Perbedaan itu berlaku seperti mutlak adanya.

Ramadhan tahun ini, perbedaan satu Ramadhan kembali terulang, dan bahkan perbedaannya sampai berselisih dua hari.

Ada tiga angkatan atau kelompok masyarakat di rantau Piaman ini yang berbeda tanggal satu Ramadhan-nya.

Kelompok pertama yang mulai puasa hari Sabtu, (2/4/2022) dengan Tarwih perdananya Jumat malam. Kelompok ini hampir di setiap kampung ada, dan masjidnya juga ramai.

Mungkin kelompok ini yang disebut dengan berpedoman kepada keputusan Tarjih Muhammadiyah. Bahkan, Muhammadiyah jauh hari telah menetapkan tanggal itu sebagai awal Ramadan 1443 H.

Ketetapan Muhammadiyah ini berdasarkan hisab atau perhitungan, yang telah menjadi rujukan dalam organisasi Islam yang lahir 1912 ini.

Kelompok yang kedua, adalah masyarakat yang menjatuhkan pilihan ibadahnya pada keputusan pemerintah, yang diputuskan dalam Sidang Isbat, bahwa satu Ramadhan jatuh pada Ahad.

Menurut pemerintah, penetapan satu Ramadhan hari Ahad itu adalah, perpaduan lewat hisap dan rukyatul hilal.

Kelompok yang mempedomani, baru Sabtu malam memulai Shalat Tarwih di masjid dan surau.

Kelompok yang terakhir, adalah masyarakat yang menamakan dirinya kaum Syathariyah. Mereka telah menetapkan hari Ahad untuk melihat bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun