Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nusantara, Identitas Kemandirian Peradaban Indonesia

21 Januari 2022   07:57 Diperbarui: 21 Januari 2022   10:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penetapan nama Nusantara sebagai ibukota negara di Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur menuwai banyak interpretasi.

Meskipun dalam pembahasan dan penetapan di DPR, hanya PKS yang tidak setuju dengan nama itu, di kalangan masyarakat tetap saja menjadi ramai dalam jagat pembicaraan.

Baik di dunia nyata apalagi di dunia maya. Kata Nusantara seolah menohok dan menjadi momok untuk menaikan satu identitas daerah, dan dianggap menghilangkan NKRI yang lebih kokoh.

Tentu penetapan nama ini tak pula sembarangan, dan asal ditetapkan oleh pemerintah dan DPR. Ada banyak usulan dan keinginan dari banyak orang dan kelompok masyarakat di negeri ini yang ditampung sebelumnya.

Nusantara atau kepulauan, setidaknya mengartikan simbol bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Ada banyak pulau besar dan kecil, yang belum semuanya tergarap secara maksimal.

Kekayaan akan pulau juga dibarengi dengan kekayaan alam dan lingkungan di pulau. Dari Sabang sampai Merauke berjejer pulau-pulau, dan disatukan dengan konsep Nusantara.

Beda budaya dan tradisi, akan menjadi lambang kekokohan Nusantara di masa mendatang. Masing-masing pulau tak lagi menegakkan ego budaya dan adatnya yang hebat.

Melainkan saling menghargai dan menghormati antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan itulah Nusantara yang tersirat dari pesan tersembunyi dari penetapan ibukota negara beberapa waktu lalu.

Oleh media internasional, eksposnya luar biasa. Indonesia sedang dapat pujian yang amat sangat menakjubkan.

Dengan ini, Indonesia sedang meneguhkan peradabannya sendiri yang memang kaya dari dulunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun