Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Pembelaan GP Ansor terhadap Gus Yaqut di Media Sosial

28 Oktober 2021   09:00 Diperbarui: 28 Oktober 2021   09:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GP Ansor Sulteng melakukan pengkaderan. (foto dok faisal attamimi)

Gerakan Pemuda Ansor sedang diuji. Statemen Ketum Yaqut Cholil Qoumas yang sedang menjabat Menteri Agama RI, bahwa Kemenag hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU) telah mengundang banyak tafsiran.

Benturan keras pun tak dapat dielakan. Begitu juga pembelaan dari tokoh NU juga tak kalah serunya. Setidaknya jagat media massa dan media sosial menjadikan hal demikian sebagai viral.

Bola liar yang ditendang Gus Men, panggilan akrab Gus Yaqut sejak jadi Menteri Agama, telah menjadi umpan lambung oleh banyak orang yang sedang bermain.

Apakah komentar itu sengaja dilontarkan Gus Yaqut, mengingat kementerian yang dia pimpin masih adem ayem, alias kurang bergerak, atau memang ini khasnya orang NU yang suka dengan kontroversi?

Yang tahu itu, tentu Gus Yaqut sendiri. Putra dari KH Cholil Bisri yang pernah jadi pimpinan MPR RI ini, mungkin saja ingin memainkan bola panas yang membuat dia terlambung di tengah kesuksesan kepemimpinan nasional 2024.

Sebagai seorang tokoh muda nasional, Gus Yaqut sedang mengalami masa peralihan. Jarang tokoh sekelas dia yang jadi Menteri Agama.

Menteri Agama biasanya diambilkan dari tokoh senior. Barangkali Gus Yaqut tokoh pemuda perdana yang diambil Presiden Joko Widodo sebagai pembantunya di Kemenag.

Meskipun komentar lanjutan Gus Yaqut yang menyebutkan, bahwa Kemenag milik semua agama, tetapi itu tak jadi bola panas di jagat media sosial.

Di Minangkabau terkenal dengan istilah, kato partamu kato mancari, kato kaduo manapati. Artinya, komentar pertama jadi pijakan banyak orang untuk menilai tokoh terkait.

Wajar saja banyak benturan keras yang terjadi, sehingga hubungan kelembagaan di dalam Kemenag pun beragam. Tokoh lain selain NU merasa tersinggung, lalu mempertanyakan sikap itu, dan bahkan minta Presiden mencopot pembantunya di Kemenag.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun