Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Amarah dan Ingkar Janji, Legenda Danau Toba

13 September 2021   13:50 Diperbarui: 13 September 2021   13:52 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Toba. (foto dok maritim.go.id)

Ingkar janji dan amarah. Inilah yang menjadi pokok persoalan legenda Danau Toba. Danau terdalam dan terluas di Indonesia yang terletak di Tanah Batak, Provinsi Sumatera Utara. Disebut ingkar janji, seperti ditulis kemenparekraf.go.id, bahwa seorang pemuda Toba telah berjanji dengan seekor ikan emas besar yang menjelma jadi putri cantik, pada saat akan menikahinya, untuk tidak mengungap asal usulnya.

Namun, Toba yang seorang petani yang senang memancing ikan di sungai itu lupa akan janjinya. Disebutnya, bahwa ibu dari anaknya yang bernama Samosir adalah ikan emas. Penyebutan itu spontan karena emosi dan amarah yang amat sangat memuncak, lantaran perlakuan anak yang memakan nasi yang diperuntukan buat Toba, sang ayah yang sedang bekerja di ladang.

Oleh Samosir, karena perut sedang lapar. Lagian jauhnya berjalan dari rumahnya menuju ladang, tempat ayahnya Toba berladang, nasi itu langsung di makan di tengah jalan. Samosir sehabis makan langsung menuju ladang, tempat ayahnya bekerja.

Nasi baannya dari rumah sudah habis. Tak bersisa sedikit pun. Samosir hanya bercerita kalau nasi untuk ayahnya habis. Toba tentu marah dan bengis. Sudah capek bekerja, lama menunggu, nasi yang seharusnya dia makan saat istirahat bekerja, malah dihabiskan oleh anak kandungnya, Samosir.

Amarah memuncak. Toba untungnya tak main tangan menampar anaknya. Tapi, mulutnya bicara. "Oi, kau anak ikan emas. Atau, ibu kau adalah ikan emas," kata dia dalam melampiaskan marahnya seketika.
Padahal, Toba sudah berjanji dengan ibunya Samosir pada saat akan menikahinya. Janji, Toba tidak akan mengungkap asal usul istrinya kepada siapa pun juga. Oleh Toba, janji dipegang erat. Terjadilah pernikahan antara Toba dan ikan emas yang sudah menjelma jadi seorang gadis manis nan elok parasnya itu.

Sontak, Samosir bingung dan tercengang apa yang diungkapkan oleh ayahnya itu. Suasana pun berubah. Hari yang awalnya panas yang lumayan terik, berubah menjadi kelam. Petir pun saling bersahutan, mengundang awan yang bergumul di atas langit yang tinggi.
Berhari-hari setelah kejadian itu, hujan tak pernah henti-hentinya turun dari atas langit. Banjir pun tak dapat dielakan, sehingga membentuk sebuah danau, yang kini bernama Danau Toba. Di tengahnya terletak sebuah pulau, Samosir namanya.

Berangkat dari cerita rakyat itu, tentu kearifan lokal jadi landasan kuat di tengah masyarakat Danau Toba demikian. Orang Minang menyebutkan, laut sati rantau bertuah. Artinya, danau yang begitu indah dan mempesona dipandang mata, adalah karunia Tuhan yang mempunyai nilai-nilai kesaktian, yang tidak boleh dipandang enteng oleh manusia.
Apalagi dengan rasa sombong dan gembira yang berkelebihan pada saat menempuh dan mengarungi Danau Toba. 

Ada cerita bahwa tiap tahun danau itu minta tumbal dan segala macam yang berbau mistik. Memang hal demikian sulit untuk dibuktikan, namun realita dan kenyataannya ada dan benar. Ada saja peristiwa yang menakjubkan yang nyaris tiap tahun terjadi di selingkaran danau itu.

Tentunya, tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti para wisatawan yang datang ke sana. Melainkan, untuk selalu berhati-hati dan selalu ingat akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Perkuat dan gunakan kearifan lokal setempat, agar perjalan wisata kita selamat dan membuahkan hasil yang terasa sepanjang hidup.

Tak heran, danau terbesar kedua setelah Danau Viktoria di Afrika ini memiliki potensi yang amat besar. Suguhan budaya Batak di Pulau Samosir menambah daya tarik tersendiri membuat wisata ini masuk ke dalam kelas dunia. Kuatlah, kalau Danau Toba adalah wisata alam dan budaya, yang menuntut kita untuk terus menggali sejarahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun