Lahan pertaniannya lumayan luas. Semua hamparan yang datar itu diisinya dengan tanaman jahe, dengan tumpangsari terong.
Jatuh bangun dunia pertanian, baginya sebuah dinamika dan sebagai sarana untuk terus menjadi motivasi, sehingga lahannya tak pernah kosong.
Minggu, (11/7/2021) kami (Syamsul Bahri, Aprinaldi, Ikhlas Bakri, dan Damanhuri) dari Keltan Wartani sengaja bertandang ke ladang jahenya Zulkifli.
Terletak di lokasi yang rancak, di Kudu Gantiang, Kecamatan V Koto Timur, Zulkifli boleh disebut seorang PNS yang sukses bertani.
Baginya, bertani tak boleh tanggung. Harus dirawat dan diperhatikan tiap saat. Tanahnya yang gembur, memang terlihat tanaman jahe dan tumpang sarinya terong menghiasi hamparan yang terletak bersebelahan dengan lapangan sepakbola Kudu Gantiang tersebut.
Keltan Wartani sengaja datang untuk sebuah studi tiru pertanian jahe. Sebab, kalau bertani kita harus memiliki tanaman yang bisa menghasilkan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Jeruk lemon dan jeruk nipis yang menjadi tanaman Keltan Wartani saat ini di Koto Padang, Sikucua Barat, adalah jenis tanaman jangka panjang.
Kami ingin mengembangkan pertanian jangka pendek. Artinya, tak lama setelah di tanam bisa cepat menghasilkan. Tampak jahe yang pasnya. Jangka menengah tentu ia pula.
Zulkifli, Kepala SMA di Padang Pariaman ini terlihat sukses benar soal jahe ini. Bahkan, anggota DPR RI Nevi Zuarina pernah melakukan panen raya di lahan Zulkifli. Kala itu dia membudidayakan tanaman cabai.
Jahe, kata Zulkifli ini adalah tanaman yang nyaris tak ada musuhnya. Cuma jangka waktu delapan bulan, jahe sudah bisa di panen.
Beda dengan jagung yang pernah di coba Keltan Wartani yang baru saja panen raya, itu punya banyak musuh dan hama tanaman. Jahe, biar batang layu dan keriting misalnya, buahnya tetap bagus dan rancak.