Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rajin Membaca Itu Bermula dari Pesantren

18 Mei 2021   01:48 Diperbarui: 27 November 2021   16:09 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Redaktur Harian Singgalang Soesilo Abadi Piliang menyerahkan buku karyanya ke saya. (dokpri)

Buku biografi termasuk yang paling saya gemari. Apalagi biografi intelektual, menjadi kesenangan sekali.

Buku amat membantu dalam pengayaan bahasa yang kita gunakan dalam berbahasa. Dunia tulis menulis, adalah dunia yang tak pernah lentur.

Hanya berkembang, sesuai peredaran waktu dan kondisi. Tentu membaca dalam bentuk manual seperti koran dan majalah, semakin berkurang adanya. Dunia beralih ke portal, sehingga Tiras koran berkurang, dan bahkan koran dalam format cetak sudah ada yang tak lagi terbit.

Namun, membaca lewat media cetak atau buku, akan lain nilainya ketimbang membaca di ponsel kita sendiri. Terutama pada pemeliharaan mata.

Yang penting, keduanya juga membaca. Supaya daya tahan mata kita bagus dan nyaman, bacalah buku. Banyak macam buku yang bisa kita baca. Apa yang kita inginkan, ada bukunya.

Selamat Hari Buku Nasional

Sekarang, hampir semua institusi pemerintah menyediakan pustaka. Paling tidak pojok baca. Hanya minat baca orang yang semakin berkurang.

Generasi kita sekarang lebih banyak main games ketimbang membaca dalam waktu luangnya. 

Di sekolah dan perguruan tinggi pun punya pustaka yang banyak. Tetapi sepi. Yang ramai itu hanya kantin sekolah dan kampus.

Tentu perlu edukasi dan narasi yang mencerdaskan, agar generasi kita tumbuh dan berkembang dengan dunia membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun