Karatau madang di hulu, babuah babungo balun. Ka rantau bujang dahulu, di kampung baguno balun. Itulah semboyan orang Minang dalam hidup dan kehidupan. Ini falsafah untuk supaya anak nagari berani bangkit, pergi merantau, mencari yang namanya sumber kehidupan.
Di kampung tak banyak sumber kehidupan. Carilah di kampung orang. Ibarat padi, tak ada yang besar di persemaian. Supaya padi besar dan berkembang harus di asak dari persemaiannya.
Sehingga orang merantau tak melulu juga menumpuk kekayaan. Ada juga yang merantau dengan tujuan mencari ilmu pengetahuan. Lalu pulang kampung, mengembangkan ilmu yang sudah dapat di rantau itu di kampung halaman.
Ramadan di tengah pandemi tahun ini, adalah yang kedua kalinya di hadapi masyarakat nusantara ini. Perjuangan menuntut kita untuk lebih keras lagi, agar bisa sukses menjadi orang yang bertaqwa.
Sebulan berpuasa dengan qiamul lai sukses kita lakukan. Hari ini sempurna Ramadan dalam bilangan bulan. Semua usaha dan ikhtiar telah kita lakukan. Semoga saja kita yang melakukan kebaikan itu termasuk hamba yang bertaqwa, sesuai tujuan puasa itu sendiri.
Minal Aidin walfaizin. Semoga kita kembali kepada fitrah. Amien ya rabbal alamin.