Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tarawih di Mushalla Al Anwar yang Sunyi di Tengah Keramaian

2 Mei 2021   13:48 Diperbarui: 2 Mei 2021   13:51 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mushalla Al Anwar Pasa Kandang, Balah Hilie Lubuk Alung, menjelang peresmian beberapa tahun yang lalu. Kini, kondisinya lumayan bagus, dan menyejukan. (foto dok zakirman tanjung, canang news)

Sabtu (1/5/2021) malam itu sebenarnya saya tak ada jadwal ceramah Ramadan di Mushalla Al Anwar Pasa Kandang, Nagari Balah Hilie Lubuk Alung. Saya hanya kepengin Shalat Tarwih di surau mungil nan rancak itu. Karena sejak puasa belum pernah Tarwih di surau yang terletak di depan Satlantas Padang Pariaman tersebut.

Agak terlambat datang. Pas Shalat Isyanya tinggal serakaat lagi. Sampai di sana langsung beruduk, dan cepat-cepat masuk surau. Sayang, karena terlambat, ya imamnya sudah sampai pada duduk terakhir, dan akan mau salam tanda selesai shalat. Hanya, kata guru-guru, saya kebagian pahala berjemaah, lantaran langsung duduk menyamai pergerakan imam yang mengomandoi shalat.

Selesai Shalat Isya, para jemaah zikir dan doa surang-surang. Ada yang setelah itu langsung melakukan Shalat Sunnat setelah yang fardhu. Irwandi Sulin Datuak Gadang tiba jauh pula terlambatnya. Orang sudah pada selesai semua, sang pengurus yang mantan Rektor Universitas Tamansiswa Padang ini baru mencogok di surau.

Sang imam, ustad muda dari Pasa Usang, Kecamatan Batang Anai yang sengaja di tempatkan di situ, melayangkan pandangannya ke sekeliling surau yang amat sederhana itu. Kelihatan ustad yang dijadwalkan untuk ceramah tak datang. Mungkin karena ada halangan, atau lain sebagainya, sehingga terjadi kekosongan penceramah.

Ustad yang imam itu menawari saya untuk ceramah. "Ya, kalau tak ada ustadnya langsung saja Tuanku Damanhuri," kata Irwandi Sulin Datuak Gadang kepada sang imam yang merangkap pengurus di surau itu.

Tentu saja secara mental saya terkejut, karena tidak ada persiapan awalnya. Imam ini langsung berdiri, membacakan perkembangan keuangan surau, dan menyampaikan kegiatan MTQ yang baru saja selesai, dalam rangka memeriahkan peringatan Nuzul Quran tahun ini. Habis itu dia langsung mempersilakan saya memberikan ceramah.

Jemaahnya tak begitu banyak. Maklum, Ramadan tak berapa lama lagi. Orang pada sibuk dengan urusan yang lain. Dan lagi, surau ini berdekatan pula dengan Masjid Baiturrahmah. Hanya jalan lintas Padang - Bukittinggi yang membatasi. Tentu sebagian besar masyarakat Pasa Kandang lebih memilih Tarwih di masjid ketimbang di surau yang kecil itu.

Menurut informasi, awal Ramadan Mushalla Al Anwar sempat membludak jemaahnya. Sampai ke lokasi terasnya yang melakukan shalat, saking padat dan penuhnya ruangan bagian dalamnya. Sekarang, tinggal lagi jemaah tetap yang tak mungkin beralih ke tempat lain. Suraunya enak dan nyaman beribadah di dalamnya. Ada ruang pendingin, yang membuat jemaah merasa termanjakan.

Pelaksanaan ibadah Tarwihnya, juga sama dengan kebanyakan masjid di Lubuk Alung, yakni 11 rakaat plus Witir. Hanya saja, prakteknya di Mushalla Al Awar dilakukan secara dua-dua. Sedangkan di kebanyakan masjid dilakukan dengan empat-empat tiga. Imamnya lumayan qori, bacaanya fasih, sehingga Tarwinya berlangsung tertib.

Sepertinya, Mushalla Al Awar lebih memilih yang dilakukan di kampung, tetapi jumlah rakaatnya setara dengan Tarwihnya masyarakat perkotaan. Tentunya, sebagai lembaga surau yang baru beberapa tahun ini hadir di tengah masyarakat Pasa Kandang, Nagari Balah Hilie Lubuk Alung, surau ini ingin membangun peradaban, ingin menjaga tradisi keagamaan yang dianggapnya benar.

Ini artinya, Mushalla Al Anwar bersunyi-sunyi di tengah keramaian. Betapa tidak, sekelilingnya, atau di seantero Lubuk Alung, tak ada surau dan masjid yang melakukan Tarwih dua-dua dengan 11 rakaat, kecuali surau yang satu ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun