Mohon tunggu...
Damai Risma Damara
Damai Risma Damara Mohon Tunggu... Musisi - suka beropini saja

Mahasiswa UAD ILKOM 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Konvensional (Conventional Media) dan Media Baru (New Media)

31 Maret 2021   12:15 Diperbarui: 31 Maret 2021   12:15 2448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media konvensional adalah media komunikasi yang telah ditemukan dahulu sebelum adanya media baru. Media konvensional biasanya digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Media konvensional ini juga sering disebut sebagai media komunikasi massa. Karena media massa merupakan media yang mampu menyebarkan pesan atau informasi ke masyarakat luas secara bersamaan dengan waktu yang singkat.

Media konvensional dapat dibedakan menjadi media cetak dan media penyiaran.

  • Media cetak adalah media yang proses penyebaran informasinya dilakukan dengan menggunakan teknologi cetak. Contohnya koran, majalah, tabloid.
  • Media penyiaran adalah media yang menyampaikan dan menyebarkan pesan serta informasinya dalam bentuk siaran. Contohnya radio dan televisi. Radio hanya melalui suara saja sedangkan televisi berupa audio dan visual.

Pengalaman saya menggunakan media konvensional sudah saya rasakan sewaktu saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Saat itu seluruh murid diajak jalan-jalan ke Kantor POS Indonesia. Disana kita semua dijelaskan bagaimana tata cara membuat dan menulis surat yang baik dan benar. Lalu ketika sudah selesai berjalan mengitari seluruh ruang kerja POS Indonesia, kita semua disuruh untuk menuliskan surat yang berisikan cerita kita tadi di POS Indonesia dan dikirimkan ke orang tua kita yang mana adalah alamat rumah.

Setelah selesai menulis, semua surat diberi perangko agar surat tersebut sampai ke alamat rumah. Tetapi setelah ditunggu beberapa hari kedepan, surat yang sudah saya tulis ternyata tidak kunjung sampai dirumah. Namun beberapa teman saya ada yang sudah menerima surat tersebut dan ada juga yang belum menerima suratnya. Saat itu juga saya berpikir sepertinya surat yang saya tulis memang belum dikirimkan oleh kurirnya.

Tetapi sampai saat inipun surat tersebut tidak sampai ke rumah saya. Mungkin saya salah dalam menlusikan alamat rumah saya dengan benar, sehingga menyebabkan surat tersebut tidak sampai ke alamat rumah. Ketika saya cek ke Kantor POS, mereka memberi tahu bahwa surat tersebut sudah dikirimkan ke tujuan. Sejak itu juga saya berpikir bahwa menulis surat harus teliti agar tidak ada kesalahan. Karena jika ada kesalahan seperti kejadian diatas, maka akan mendapatkan kerugian waktu dan biaya.

Pengalaman saya menggunakan media konvensional berikutnya yaitu ketika saya SMP. Saat itu guru meberikan tugas untuk semua muridnya agar mengerjakan tugasnya dengan mesin ketik. Ketika diberi tugas tersebut, saya merasa excited. Karena sepertinya akan menyenangkan kembali menggunakan mesin ketik ditahun yang sudah modern ini.

Lalu saya mempersiapkan alat-alatnya seperti kertas hvs, kertas karbon, dan mesin ketiknya. Ketika baru memulai beberapa kalimat dan paragraf terasa sangat menyenangkan. Karena mendengar suara tombol mesin ketik yang dipencet merupakan hal yang sudah jarang didengar. Ditengah-tengah menulis, sering terjadi pita menyangkut dan harus dibenarkan terlebih dahulu. Apalagi jika kita mengetik dengan cepat maka sering terjadi jari kita menyagkut diantara tombol ketikannya.

Selang beberapa waktu ternyata menggunakan mesin ketik terasa susah. Karena kita harus benar benar teliti dalam memencet huruf yang benar. Jika salah, maka kita harus mengulanginya dari awal, karena tidak bisa dihapus secara otomatis. Saat itu juga saya sudah mengalami kesalahan berkali-kali karena tidak teliti dan juga salah memencet hurufnya (typo). Saat itu juga saya sudah menghabiskan sekitar 10 lembar kertas hvs hanya untuk mengulangi huruf yang salah saja.

Menurut saya sebenarnya pada zamannya saat itu, mesin ketik merupakan sebuah inovasi teknologi yang sudah canggih. Karena kita tidak perlu lagi menulis surat atau berita. Kita hanya perlu mengetik saja. Tetapi untuk saat ini, penggunakan mesin ketik dapat dikatakan cukup tidak efektif. Karena kita harus membeli dua kertas selain hvs yaitu kertas karbon yang jumlahnya juga tidak hanya satu tetapi harus banyak agar dapat tercetak huruf yang jelas. Tetapi hasil ketikan tersebut sudah bisa langsung tercetak. Sedangkan saat ini kita harus memerlukan printer terlebih dahulu agar hasil ketikan tersebut dapat dicetak.

Pengalaman terakhir menggunakan media konvensional yaitu ketika saya duduk dibangku SMA. Saat itu sedang pembelajaran materi TIK. Dijelaskan materi tentang radio yang merupakan media penyiaran konvensional yang masih ada sampai saat ini. Ternyata guru memberi tahu bahwa pertemuan berikutnya, kita semua akan diajak ke salah satu stasiun radio yang ada di Wonosobo yaitu Radio Citra FM.

Radio Citra FM ini mulai beroperasi sejak tahun 2002 di Wonosobo. Stasiun radio ini merupakan salah satu radio yang terkenal dikota Wonosobo. Maka dari itu kita semua diajak untuk belajar disana. Ketika sampai sana, kita semua diberi tahu mulai dari bagaimana cara set up semua audio yang akan dipakai, bagaimana cara menyampaikan pesan yang baik, sampai cara mengatur rundown atau susunan acara yang menarik perhatian para pendengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun