Aku berbisik pada Malaikat, memohon bantuannya, menyampaikan suratku pada Tuhan.
Ia langsung terpingkal, tak dapat menahan tawa tentang inginku yang sebenarnya tak perlu. Ya memang... Buat apa menitipkan surat? Kalau isinya sama saja dengan doa-doa ku tiap waktu...
"Allah... Ku titipkan masa depan anak-anakku padaMu, maka... Besarkan sabarku, sebesar harapku akan Ridha Mu"
"Allah ku titipkan masa depan anak-anak ku padaMu, lancarkan Rezekinya agar kami dapat menempanya, menjadikan nya ahli agama, mengirimnya belajar ke Mekkah, Madinah, Kufah Maupun Basrah."