Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Melepaskan Suara NU

11 Februari 2019   15:02 Diperbarui: 12 Februari 2019   05:27 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto warta kota - tribunnews.com

Jika Prabowo dan partainya menganggap kasus Fadli Zon yang melecehkan Mbah Moen ini tidak berpengaruh banyak pada pilihan politik warga NU, itu salah besar. Apa yang dulu dilakukan Fadli Zon terhadap KH Yahya Cholil Staquf saja menimbulkan gelombang penggembosan dukungan terhadap Partai Gerindra. Kini yang dinistakan Fadli Zon adalah Mbah Moen, kiai sepuh, mustasyar PBNU.

Rasanya sangat muskil jika warga NU di Indonesia tidak terusik dan terluka hatinya karena Mbah Yai-nya dilecehkan seperti itu. Terlebih lagi, bukan sekali ini saja Fadli Zon berbuat seperti itu.

Oleh karena itu, sangat mungkin Gerindra telah menghitung dan bersikap realistis bahwa dukungan dari warga NU pastilah sudah tergerus habis akibat kasus Fadli Zon ini. Terlebih lagi, tersebarnya pidato jurkam Gerindra Ahmad Dhani, dalam sebuah video yang viral, yang secara semena-mena menuduh NU akan menghidupkan kembali Nasakom (nasional, agama, komunis) baru kalau Jokowi memenangkan pilpres. Sebaliknya, Ahmad Dhani justru membela HTI yang telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang itu.

Sebuah tuduhan dan fitnah yang serius yang telah ditanggapi secara langsung oleh Ketua PBNU yang membidangi hukum Robikin Emhas. Sejarah mencatat justru NU berada di barisan paling dalam menuntut pembubaran PKI.

Paham Islam ahlu sunnah wal jamaah dan visi kebangsaan yang dianut NU tak memberi ruang bagi tafsir PKI terhadap sila pertama Pancasila dan pemberontakan yang dilakukan PKI. [2]

Dua kejadian terkini yang melibatkan pengurus Gerindra itu, Fadli Zon dan Ahmad Dhani itu, yaitu melecehkan dan menghina kiai dan memfitnah NU hendak membentuk Nasakom baru, sudah pasti telah mempengaruhi sikap dan dukungan warga NU terhadap Prabowo dan Partai Gerindra. Ponpes beserta kiai dan santri yang sebelumnya mendukung Prabowo Subianto dan parpolnya, rasanya teramat muskil jika tetap dengan dukungan mereka setelah dua kasus itu.

Karena itulah, saya menilai Prabowo Subianto dan partainya tampaknya memang bersikap realistis untuk ikhlas atas lepasnya dukungan suara dari warga NU itu. Jika sudah begitu, memang "terasa wajar" jika Fadli Zon tidak tergerak untuk meminta maaf ke Mbah Moen. Demikian juga Prabowo Subianto yang adem-adem saja.

Salam damai nan indah

Salam waras juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun