Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sensasi Selebritas Rocky Gerung

31 Januari 2019   16:30 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:01 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rocky gerung di pesantren/suaraislam.co

Pagi tadi, sebuah video berdurasi 1 menit 6 detik, muncul di akun fb yang saya ikuti. Isinya, cuplikan pernyataan Rocky Gerung tentang "Tuhan menciptakan manusia pada 25 November 1859....

Tuhan menciptakan manusia setelah membaca buku Darwin"; "Lho atheisme itu diizinkan oleh Pancasila. Sila ketiga, sila keempat, demokrasi itu membolehkan orang tidak beragama; "Seluruh Pancasila itu bisa disingkat dalam satu ayat, yaitu bau ganja....; "Kitab suci itu fiksi atau bukan....Siapa yang berani jawab? ..,kalau saya...fiksi mengaktifkan imajinasi maka kitab suci itu fiksi".

Jangan marah atau ngamuk dulu atau ramai-ramai menggalang dukungan bahwa Rocky Gerung melecehkan atau sebaliknya difitnah, dan seterusnya. Itu video yang berisi cuplikan gambar dan omongan Rocky Gerung memang terasa menyengat dan sensasional jika dikonsumsi masyarakat umum. Lha bagaimana tidak menyengat, wong Rocky Gerung langsung melabrak iman, keyakinan, dan pemahaman yang "semestinya".

Meski begitu, tetap harus dengan kepala dingin menyikapinya. Alasannya, pertama, cuplikan video tentu perlu dilihat aslinya secara utuh; kedua, kita tidak tahu secara pasti di forum apa Rocky memberikan pernyataan itu; ketiga, itu opini dia yang memang boleh-boleh saja walaupun kita tidak suka; keempat, kita tidak tahu secara pasti apakah pernyataan seperti itu melanggar hukum.

Tetapi jangan juga salah paham bahwa tulisan ini jadi pembelaan atas selebritas Rocky Gerung yang sering buat sensasi, dengan kata mantera purbanya: 'dungu'. Oh tidak. Buat apa pula Rocky Gerung saya bela. Kenal saja tidak.

Tidak ada relevansinya dengan kehidupan masyarakat. Apakah Rocky Gerung seorang pahlawan, apakah Rocky Gerung itu seorang yang sangat berjasa bagi negeri ini, apakah Rocky Gerung itu seorang pacar, jomblo yang memberi harapan? Toh tidak.

Namun, saya ingin menulis tentang dia karena dia memang sensasional. Tidak saja soal perang kata-kata "cebong IQ 200 sekolam". Banyak hal lain yang tidak kalah heboh.  Coba bayangkan, dia pernah jadi dosen filsafat dan disebut profesor di UI, padahal menurut pengakuannya ijazah S1 tidak dia pegang (ingat tidak pegang ijazah bukan tak berijazah, yang S1 itu). Lebih spektakuler lagi, dia sebut UI almamaternya itu 'dungu'.

Beberapa hari lalu, dia malah dipersilahkan masuk ke pesantren di Madura, memberikan ceramah pula. Hebat to. Itu masih dilanjutkan dengan safarinya di perguruan tinggi Muhammadiyah di Jatim. Padahal dia itu katanya Kristen. Padahal Rocky Gerung sudah dilaporkan ke polisi dengan tuduhan melecehkan agama akibat pernyataannya bahwa kitab suci itu adalah fiksi.

Anda boleh saja menilai bahwa ada standar ganda pada kalangan yang mengaku agamis atas selebritas Rocky Gerung. Sebabnya tentu saja faktor politik. Rocky Gerung pernyataannya sering menyerang pemerintah dan kelompok pro Jokowi. Ya jelasnya dia berada di sisi lawan Jokowi. Dengan begitu, dia juga menikmati "proteksi" dari para lawan politik Jokowi. Kehadirannya di pesantren di Madura, memberikan ceramah dan konon disambut takbir pula itu adalah wujud proteksi itu.

Namun, harus pula diakui Rocky Gerung sudah berhasil membangun ketenaran dengan ucapannya yang katanya filsafat itu. Dia sudah punya banyak fans sebagaimana layaknya seorang selebritas.

Oleh karena itu, tentu para pihak yang menyambut dan meminta dia berceramah tidak luput dari rasa ingin menikmati sensasi pernyataan seorang selebritas Rocky Gerung. Terus terang saya penasaran juga, berapa ya tarif mendatangkan Rocky Gerung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun