Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sudah Jangan Konpers Lagi; Jokowi Akan Ketemu SBY

4 Februari 2017   14:40 Diperbarui: 4 Februari 2017   15:16 3046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu lain yang katanya juga akan dibawa SBY adalah soal tuduhan makar dan perintah mengebom istana. Ini juga sebenarnya gak nyambung di pikiran saya sebagai orang awam. Urusan makar itu kan domainya pihak kepolisian, tentang siapa pelakunya, pendanaannya, dan seterusnya. Jokowi selaku presiden tidak bisa mengintervensi proses hukumnya. 

Sampai saat ini, pemerintah juga belum pernah menyinggung apalagi menyebut SBY terlibat makar. Presiden Jokowi apalagi, jelas tak akan pernah ngomong seperti itu. Kepolisian yang yang mengusut dan menangani perkara ini pun tak pernah menyebut nama SBY. Kalau suami Sylviana dan juga anggota tim sukses Agus-Sylvi terkait-kait persoalan makar, memang ya. Tapi SBY tak pernah disebut.

Tetapi, kalau isu di medsos berupa analisis dan bagan-bagan struktur komando makar atau pendanaan, memang banyak berseliweran. Tetapi itu kan dunia medsos, apa pantas jadi acuan pembicaraan dengan presiden. Inilah yang terasa ganjil kalau dipakai SBY sebagai bahan pembicaraan. Kalau mau klarifikasi hal itu semestinya ya melalui medsos.      

Soal perintah mengebom Istana, ini jelas isu baru. Maklum, sebagai orang awam yang tahu informasi dari portal berita dan medsos macam Kompasiana, kok belum pernah dengar ada isu soal tuduhan terhadap SBY yang memerintahkan mengebom Istana.Ini jelas isu yang menarik, terlebih lagi jika jadi liputan khusus media ternama macam Kompas, Tempo, Jawa Pos, dan sejenisnya.

Alangkah eloknya, kalau pertemuan antara presiden dan ketua partai atau mantan presiden itu membahas kepentingan negara yang lebih luas. Misalnya bagaimana agar target pajak tercapai, pembangunan infrastruktur merata di seluruh pelosok negeri, harga semen bisa sama di seluruh wilayah Indonesia setelah harga BBM, proyek-proyek mangkrak bisa dilanjut, intoleransi bisa dicegah sehingga tidak jadi wabah, dst.

Tetapi, itu kan baru rencana. Surat permintaan bertemu presiden juga belum dikirimkan SBY. Sangat mungkin, setelah direnung-renungkan semua akan berubah setelah pilkada selesai pertengahan Februari nanti. Pemerintah sendiri sudah mengirim sinyal, pertemuan Jokowi dan SBY tidak akan bisa berlangsung dalam waktu dekat. Paling cepat usai pilkada dilangsungkan. Artinya bisa bulan depan atau bulan depannya lagi. Apalagi jika pilkada sampai dua putaran, bisa lebih lama lagi.

Pemilihan waktu itu saya kira cukup tepat, sehingga atmosfer pilkada yang cenderung panas tidak terlalu berpengaruh lagi. Bisa saja perhitungan ini salah, misalnya atmosfer paska pilkada justru makin panas. Namun, setidaknya pertemuan Jokowi dan SBY tidak dimanfaatkan untuk mendongkrak salah satu pasangan cagub-cawagub.

Sambil menunggu waktu ketemu Jokowi itu, bisa saja SBY mengubah niat dan materi yang akan dibawa dalam pertemuan mereka nanti. Tentunya, pembicaraan itu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara dan jangan jadi ajang klarifikasi orang per orang, seperti tuduhan atau analisis penggiat medsos tapi malah hendak diklarifikasi ke Jokowi. Ya gak nyambung.

Salam, damai Indonesiaku

Bacaan pendukung:

Gayung Bersambut Jokowi Akan Bertemu SBY Setelah Pilkada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun