Mohon tunggu...
Dainsyah Dain
Dainsyah Dain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Chief Education Officer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Chief Education Officer di Yayasan Pendidikan Nasional Swadaya, Bandung. Konsultan Komunikasi-sains: manfaat medis dan peluang bisnis Vernonia amygdalina alias daun afrika; DAIN Daun Afrika Inovasi Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Salah Kaprah

27 Mei 2020   11:26 Diperbarui: 27 Mei 2020   17:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat domain kompetensi untuk sukses dalam pembelajaran, pekerjaan, dan penghidupan | karya pribadi, sumber pinterest

Sekelas aplikasi ruangguru juga salah memahami konsep pembelajaran berbasis teks, yang diusung mata pelajaran bahasa indonesia. Di sekolah sering didapati guru bahasa indonesia melakukan pekerjaan percobaan dangkal dengan kualitas asal lewat.

Ketika saya mengharapkan pertolongan artikel di dunia maya ihwal kebenaran dalam mengajar teks laporan percobaan, saya menemukan situs populer ruangguru. Langsung saya klik. Pada teorinya tidak ada masalah, tetapi saya terhenyak ketika membaca contoh yang diberikan dalam skenario percobaan. Percobaan dikerjakan oleh siswa, bukan kategori peneliti sesuai definisi.

Dalam situsnya, ruangguru membuat contoh "percobaan" membuat taplak meja. Onde mande. Salah kaprah begini juga ditemukan di sekolah. Materi belajar favorit teks laporan percobaan adalah melakukan pembenihan kacang hijau. Entah darimana itu bimbingan teknis materinya, yang jelas terciduk 2 guru bahasa dari asal almamater berbeda. Saya curiga ini tertular dari MGMP Bahasa Indonesia.

Guru bahasa fokus melakukan langkah percobaan, bukan memapar atau mendedah siswa dengan beberapa laporan percobaan para peneliti. Alih-alih mendalami teks, guru malah terjerumus melakukan kegiatan percobaan dangkal, yang jangankan mengejar kompetensi pemecahan masalah atau pemikiran kritis, bahkan level pengetahuan dan pemahaman pun tidak tercapai.

Pantes saja pendidikan indonesia menurut PISA ada di ranking bawah dunia setara afrika, padahal tes IQ para siswa kita tinggi setara amerika.

Dalam tataran praktis bidang bahasa indonesia, saya memiliki kompetensi yang lumayan. Jurnalis, penyiar, dosen di sekolah tinggi ilmu komunikasi, konsultan komunikasi, pernah saya lakoni. Jadi, menulis di sini, saya tidak perlu basa-basi.

Solusi? Ya langsung solusi berupa inovasi pembelajaran. Dasarnya adalah petunjuk yang disusun oleh Pusat Kurikulum. Kurikulum 2013 sebenarnya sudah disusun tanggap pada pemenuhan kompetensi global. Bahasa Indonesia menjadi penghela kurikulum. Berikut link yang membedah perkembangan kurikulum nasional. slideshare.net/imamhidayat21

Memaklumatkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi lokomotif dengan bobot 6 jam pelajaran per pekan tidak serta merta dapat dilaksanakan oleh sekolah. Telah diketahui kita bermasalah perihal sumberdaya manusia pendidik dan manajemen pendidikan. Perlu strategi atau pendekatan jitu. Saya menemukan dan  menyebutnya strategi resiprokal alias timbal balik. 

Strategi resiprokal adalah memantapkan peran mapel bahasa indonesia sebagai pemimpin kurikulum, sebaliknya guru mapel yang lain seluruhnya perlu mencapai kompetensi dan kapasitas dalam pembelajaran berbasis teks. Segenap guru harus memahami aneka teks dan aplikasinya.

Saya pernah menjadi guru pengganti pada materi teks deskripsi dan teks fantasi. Jadi, saya sudah merasai bagaimana jika semua guru menguasai pembelajaran pada mapelnya masing-masing, dengan beberapa sesi mengupas materi pelajaran menggunakan pendekatan berbasis teks, berasal dari jurnal penelitian. Siswa kita akan piawai dalam teks, baik untuk memahami teks maupun untuk memproduksi teks.

Terngiang jargon saat masih menjadi mahasiswa sains:Think Globaly, Act Localy. Selain strategi resiprokal, perlu juga menyusun materi belajar dengan kandungan local content, tetapi memenuhi kompetensi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun