Setelah media satire Australia menyuarakan penangkapan atas triliuner Bill Gates, kini DPR Italia ramai oleh pidato seorang Anggotanya.
Sara Cunial, anggota parlemen Italia menuduh Bill Gates sebagai "penjahat vaksin" dan antek globalis. Menggunakan kesempatan pidato bebasnya, ia menuntut pendiri Microsoft itu untuk ditangkap.
Pada sesi debat paling disorot pekan lalu, Anggota parlemen Italia untuk Roma ini menyampaikan pidato yang sangat jarang, bahkan mungkin tidak pernah terdengar di parlemen di negara mana pun.
Dalam pidato yang berapi-api, Sara Cunial meminta sesama anggota parlemen untuk menentang rencana vaksinasi wajib terhadap Covid-19.
Dia mengatakan bahwa upaya semacam itu sedang didorong oleh para elit yang korup dari Deep State, negara di dalam negara. Dia menuding Bill Gates sebagai salah satu penyebab utama di balik upaya vaksinasi, jika bukan penyebab pandemi itu sendiri.
"Selama beberapa dekade, Gates telah bekerja pada kebijakan depopulasi dan rencana kontrol diktatorial pada politik global, yang bertujuan untuk mendapatkan keunggulan di bidang pertanian, teknologi, dan energi," kata Cunial sebagaimana dilansir Russia Today, Senin (18/5/2020).
Cunial, yang dikenal sebagai aktivis anti vaksin menuding Bill Gates sebagai penjahat utama karena kampanye vaksinasi yang dilakukan yayasan miliarder dolar itu selama bertahun-tahun di negara-negara yang kurang berkembang.
Dia menuduh vaksin yang dikampanyekan Gates telah membuat jutaan wanita di Afrika tak bisa memiliki anak dan melumpuhkan ratusan ribu anak-anak di India.
Selain itu, Cunial juga menyertakan isu GMO (tanaman yang dimodifikasi secara genetis) dan teknologi 5G ke dalam daftar "dosa-dosa" Bill Gates.
Politikus Italia itu juga mengecam keras tindakan penguncian anti-virus corona yang diberlakukan oleh negaranya. Menurut Cunial, isolasi itu juga dilakukan untuk menguntungkan agenda globalis. "Tujuan sebenarnya dari semua ini adalah kontrol total. Dominasi mutlak manusia, ditransformasikan menjadi kelinci percobaan dan budak, melanggar kedaulatan dan kehendak bebas."
Ketika banyak anggota parlemen lain yang menyuarakan agar Cunial berhenti berpidato, pimpinan rapat meminta para peserta untuk tertib karena setiap orang punya hak mengekspresikan pendapat mereka dalam parlemen yang bebas.