Mohon tunggu...
Daimmatul Nikmah
Daimmatul Nikmah Mohon Tunggu... Guru - Daimmatul Nikmah

Perempuan Biasa yang disayang Tuhannya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita dari Sebuah Bantal

26 Januari 2021   19:39 Diperbarui: 26 Januari 2021   19:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Untuk kesekian kali, ku pandang nyata  sebagai mimpi. Mimpi. Mimpi. Hanya mimpi.

Kesekian kali pula, Guling menggoyah-goyah tubuhku sambil berteriak "Heeee.... ini nyata. Bangunn!!!! Luka telah datang di depan pintu! Siapkan senyum manismu. Dan katakan, you are my best friend"

"Hee... ini nyata Mbokk..."
"Iya Tal." Sesingkat itu Tembok menjawab sambil sesenggukan meneteskan air matanya.

"Mbok... mbokyao pas Luka datang, kamu runtuhkan 2 atau 3 susunan batu batamu. Biar dia mampyuuuus. Aihhh.... mengapa hanya tangis yang bisa kau berikan? Menyebalkan." Namun, aku hanya mampu membatin, tanpa berani menyuarakan. Setelah aku telisik dengan kecanggihan alat cekat, cekot, cekit, ehhh ternyata masih ada tulisan takutlah pada Tuhan-Mu di syaraf-syaraf tubuhku.

"Pantesan, aku tidak pernah punya keberanian untuk membunuhnya. Arghhh....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun