Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Bijak Dalam menentukan Pilihan Sekolah Bagi Buah Hati dengan Milih Sekolah yang Mengutamakan Penddikan Karakter

26 Februari 2023   21:33 Diperbarui: 26 Februari 2023   21:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Dokpri ( ust Obi, pak Nurjaya, Damar dan bu Lidya)

Bekaca dari pengalaman pribadiku yang disekolahkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) oleh Abahku, padahal jaraknya lumayan jauh sekitar 1,5 KM untuk ukuran anak SD termasuk jauh, padahal ada SD Negeri  yang  dekat dengan rumah dan jaraknya hanya 500 meter saja. Ada rasa kesal dalam hatiku dengan pilhan Abahku, tak pernah bertanya apakah aku mau dan suka sekolah di sana?. Apa yang dipilih dan diputuskan orang tua anak harus nurut alias manut saja.

Pandangan orang tua masa lalu di tahun 1980-an memang otoriter dan jauh dari demokratis, bagi mereka setiap anak harus nurut saja dengan semua keputusan orang tua, karena tujuannya baik.

Anak diasumsikan tidak tahu apa-apa, maka wajib mendengarkan dan menaati apapun yang diputuskan orang tuanya. Pandangan orang tua semacam itu, aku yakin berlaku bagi mayoritas orang tua di era itu. Bagaimana dengan anda ?

Akupun yakin banyak anak yang nasibnya sama denganku, tak punya pilihan dan kuasa selain menjalani saja apa yang telah dipilih dan diputuskan orang tua dalam memilih sekolah bagi anaknya.

Demikian aku yang "dipaksa Abahku", aku tetap berusaha lapang dada, dan seolah merasa bahagia meski dalam hati kadang kesal mengapa di sekolahkan di tempat yang jauh tak banyak teman sekampung?. Aku hanya bisa menghela nafas panjang tak bisa berbuat apa-apa.

Semua rasa kesal yang bergejolah di pikiran dan hati hanya menjadi protes di dada dan tak berani menyampaikan kepada orang tua, karena takut dimarahi. Hal ini berlanjut saat menyekolahkan tingkat SMP, meskipun ada sekolah MTs yang dekat, aku di sekolahkan di MTs Nur El Falah Kubang Petir Serang, yang jaraknya dari rumah sekitar 3 KM.

Enam tahun di MI dan 3 tahun di MTs yang dipilih secara sepihak oleh abahku, kujalani meski kadang dengan keterpaksaan, kadang ada rasa malas untuk berangkat sekolah namun tak berani bicara, aku tetap sekolah. Terkadang sesampainya di sekolah, aku belajar asal-asalan, bolos tak masuk pelajaran dengan nonton TV di warung dekat sekolah.  Semua kenangan masa sekolah menjadi pengalaman indah tak terlupakan.

Rupanya hobi memilih sekolah sesuai seleranya, berlanjut pada Abahku. Saat masuk SMA, aku disekolahkan di MAN 1 Pandeglang di Ciekek sambil mondok di Ponpes Al Hkmat pimpinan KH. Ujang Rafiudin almarhum. Senang sebenarnya mondok, namun karena ada oknum guru bernama pak Sarbini yang sentiment karena aku sering mendebatnya saat pelajarannya, nilaiku 2 pelajaran yang beliau ampu dikasih nla 6, maka aku pindah sekolah ke MAN 2 Serang.

sumber : dokpri (damar mencari sekolah untuk anaknya)
sumber : dokpri (damar mencari sekolah untuk anaknya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun