Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serunya Belajar Mengajar di HMI Tiga Propinsi

5 Desember 2022   15:19 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:27 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dokpri

Keseruan Mengajar Mahasiswa HMI di Tiga Propinsi

 

Dunia pendidikan Indonesia hari ini sedang marak-maraknya dengan merdeka belajar. Semua jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi mulai mengimplementasikan kurikulum merdeka. Turunannya adalah merdeka belajar dan merdeka mengajar. Merdeka belajar ditujukan untuk murid agar memiliki budaya belajar secara merdeka, tidak dipaksa baik oleh kurikulum, oleh guru maupun orang tua.

Sedangkan merdeka mengajar untuk guru agar dalam mengajar dapat menentukan sendiri pembelajaran apa yang akan disampaikan kepada murid sesuai dengan kebutuhan dan muatan lokal yang ada di sekolah tersebut. Tingkat kesulitan dalam evalusi belajar pun dapat disesuaikan dan dalam merdeka belajar tidak dikenal adanya murid yang tidak naik kelas. Bagaimana pendapat anda dengan kebijakan ini?.

Dalam perjalanan saya sebelum menjadi guru tahun 2006, sejak tahun 2000 hingga 2003 saya telah mengalami implementasi merdeka belajar di kegiatan perkaderan HMI. Sebagai pengader di HMI,  bila telah dibentuk tim pemandu di kegiatan pelatihan bagi calon anggota baru, maka para pengader memiliki kemerdekaan untuk beradaptasi dengan situasai dan kondisi di lapangan. Tidak saklek atau harus ikut aturan baku seratus prosen.

Misal dalam aturan kurikulum pelatihan HMI satu materi dicantumkan 5 jam, sehingga butuh 5 hari 4 malam. Karena saat ini kuliah sangat padat dan bayar uang semester pun mahal, maka pengader dapat menyederhanakannya  menjadi 3 jam dan cukup 3 hari 2 malam pelaksanaan LK-1 atau Basic Training. Intinya meskipun dari segu waktu untuk menyampaikan materi  dikurangi namun subtansi materi dapat terpenuhi.

Ini sejalan dengan kurikulum pendidikan yang sebelum penerapan kurikulum merdeka sangat padat sehingga murid diseret-seret untuk menyelesaikan meski belum mengerti dan memahami, kini di kurikulum merdeka, guru bisa menentukan muatan apa yang akan disampaikan kepada murid, tak perlu banyak namun berdampak dan dipahami oleh para murid. 

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadim Makarim menegaskan hal tersebut di Hari Guru Nasional dan HUT PGRI di Semarang pada 2-4 Desember 2022, Mas menteri berpesan agar guru jangan lagi seperti dikejar anjing galak, ketakutan harus selesai menyampaikan sekian banyak materi. Sekarang pilih saja materi apa yang belum dipahami dan implementasinya lebih banyak elaborasi dari murid dengan berbagai proyek pembelajaran sehingga murid kita terbisa menemukan konsep suatu ilmu dari proyek yang dikerjakannnya dan terbiasa berkolaborasi dengan murid lain di kelompoknya.

Kekuatan merdeka belajar adalah kemandirian dalam belajar dan kolaborasi dengan sesame anggota kelompoknya. Belajar dari temannya atau PeerTeaching. Dan ini efektif diterapkan di banyak Negara dan Indonesia akan mencoba menerapkan model ini dengan nama kurikulum merdeka. Diharapkan ada kemajuan yang akan dicapai dari penerapan kurikulum merdeka ini bagi generasi Indonesia ke depan.

Saya merasakan ruh merdeka belajar dan merdeka mengajar ini sewaktu menjalani hari-hari di perkaderan HMI di 3 Provinsi yaitu DKI, Jabar dan Banten. Karena ketiga propinsi tersebut saling berbatasan langsung dan bisa ditempuh dengan PP dari Jakarta. Kadang saya menjadi pengader lintas Provinsi. Pernah dalam sehari semalamam mengisi materi LK -1 di 3 perkaderan HMI dengan waktu marathon di Propinsi  DKI, Jabar dan Banten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun