Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Guru dan Manusia Digugu Ditiru

24 November 2022   06:19 Diperbarui: 24 November 2022   06:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : DetikNews-Detikcom


Padatnya aktivitas harian, sering membuat kita mengabaikan ambang batas kekuatan fisik. Ibarat kapasitas mesin memproduksi barang perhari 100 buah, dipaksakan untuk memproduksi 150 bahkan 200 buah. Efeknya mesin itu akan cepat mengalami kerusakan. Demikian pula dengan fisik manusia, jika terus diporsir tanpa memperdulikan perawatan dan asupannya, maka akan mudah sakit dan tampak cepat tua. Percayakan anda?

Tubuh kita memiliki satu sistem imun dan mesin recavey otomatis yang bila sistem itu difungsikan sebagaimana mestinya maka kualitas kesehatan seseorang akan terjaga hingga usianya tua. Bukan hanya perawatan fisik saja yang dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas kesehatan, perawatan pikiran dan hati pun menentukan.  Maka sudah bagus para pendiri bangsa Indonesia yang membuat lagu "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya".

Manusia bukan hanyaa aspek fisik semata namun ada aspek pikiran dan hati. Ketriganya membutuhkan perawatan yang sama. Jika salah satunya diabaikan akan mengalami ketidak seimbangan, misalnya badanya sehat bugar namun tampak kurang bersemangat atau mudah frustasi. Atau ada yang merawat pikiran dan hati, namun kurang merawat fisik dengan asupan menu makanan seimnang dan olahraga, sehingga fisiknya tampak lebih tua dari usianya.

Guru yang identik sebagai sosok yang bisa digugu dan ditiru, dituntut untuk bisa menjadi row model baik bagi muridnya di sekolah maupun di tengah masyarakat. Sehingga pengelolaan atau manajemen kesibukannya dengan aktifitas mengajar, aktifitas rumah, dan masyarakat harus dapat membaginya dengan cerdas. Dimanapun,  keberadaan seorang guru akan menjadi rujukan bagi warga di lingkungannya.  Malah tak jarang ada pak Guru yang menjadi RT, RW, ketua DKM atau Pendeta dan dijadikan tokoh masyarakat.

Pada hari guru tahun 2022 ini, banyak capaian prestasi guru dalam mendidik murid. Banyak pula capaian dosen membina mahasiswanya, sehingga perlu diberikan apresiasi yang wajar dari pemerintah sebagai penghargaan atas dedikasinya. Prof. Unifah Rasyidi Ketua Umum Pengurus Besar PGRI dalam pidatonya di sambutan kelas belajar menulis asuhan Om Jay menyampaikan bahwa iuran anggota PGRI masih paling kecil di Asia Tenggara dan Dunia. Sehingga organisasi PGRI belum mampu melayani guru yang memiliki kendala baik teknis maupun non teknis dalam menjalankan tugasnya.

Ditambah lagi bantuan dari pemerintag pusat dan daerah untuk PGRI masih sangat minim, sehingga PGRI ibarat seorang yang berbadan besar namun kurang energi. Dalam hal ini maka kekuatan PGI berada pada para pengurus dan anggotanya untuk terus mandiri dalam menjalankan aktifitas organisasi.

Kehadiran Organisasi Guru di luar PGRI seperti  Ikatan Guru Indonesa ( IGI ) sebaiknya dipandang sebagai kekutan tambahan agar pemberdayaan para guru semakin optimal, apa yang belum digarap PGRI, semoga dapat dilakukan IGI, maka sikap kolaboratif PGRI dan IGi menjadi sebuah jurus ampuh agar para skill guru semakin baik dan perjuangan guru untuk memperbaiki nasib juga semakin sinergi. Selamat hari Guru, semangat dan terus mengabdi hingga akhir hayat nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun