Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pergeseran Budaya Memilih Sekolah

2 November 2022   17:39 Diperbarui: 2 November 2022   19:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : sdnserng2.sch.id

BUDAYA BARU WALI MURID ERA 4.0 MEMILIH SEKOLAH

PPDB  tahun 2022/2023  sudah dimulai terutama pada sekolah swasta, dan pada sekolah negeri akan dibuka menjelang Juni 2023. Meskipun PPDB masih jauh, namun kesibukan orang tua untuk mencari sekolah untuk anaknya sudah mulai dari saat ini.  Dalam pengamatan saya terkait PPDB di daerah sekitar tempat saya tinggal di serang  Banten, ada budaya baru dari para wali murid dalam memilih sekolah bagi anaknya.

Sejak terjadinya Pandemi Covid-19 yang berdampak bagi semua aspek kehidupan manusia termasuk dalam masalah ekonomi dan pendidikan. Dalam masalah ekonomi terjadi PHK besar-besaran karena banyak perusahaan gulung tikar, dan tentu berdampak pada bidang pendidkan.

Orang tua yang awalnya punya penghasilan lumayan baik dan mampu memilih sekolah terbaik "punya kualitas" meskipun harus merogoh uang lebih banyak karena pada umumnya sekolah bermutu baik di Indonesia masih di dominasi Swasta.

Ada semacam istilah di masyarakat menengah ke atas, jika anaknya  ingin  hebat, bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri, maka sekolahnya harus di "luar negeri" sebagai pengganti istilah swasta antonim dar sekolah negeri. Sebagai guru yang sudah mengajar dari tahun 2006 di Serang Banten dan telah pindah di 3 sekolah swasta, saya melihat adanya budaya baru dari wali murid dalam memilih sekolah bagi anaknya pasca pandemic covid 19.

Pergeseran budaya memelih sekolah rupanya terjadi seiring dengan dampak krisis ekonomi yag berbuah pada PHK dan berimplikasi terhadap turunnya daya beli masyarakat, temasuk dalam memilih dan "membeli"  pendidiakan untuk anaknya. Keyakinan akan istilah lama jika ingin anaknya hebat lebih baik sekolahkan saja di sekolah luar neger/swasta, kini sudah mulai pudar, berganti dengan yang lebih realistis memilih Sekolah Negeri.

sumber : banten.tribunnesws.com
sumber : banten.tribunnesws.com

Bagi yang punya anak 1 mungkin masih bisa diupayakan meski harus bantng stir menjad wiraswasta seperti  usahan warungan atau menjadi sopir atau ojek  on line, sedangkan bagi  yang punya anak  2 atau lebih akan terasa berat.

Memilih Sekolah Negeri yang kualitas terbaik di claster sekolah pemerintah, menjadi pilihan  pavorit saat ini bagi wali murid menengah ke atas pasca pandemic Covid-19. Dalam pengamatan saya di Kota Serang, yang notabene merupakan ibu kota Provinsi Banten, sejak tahun pelajaran 2019/2020 ada fenomena kalangan menengah ke atas tak mendaftarkan anak kedua atau ketiganya di Sekolah Swasta.

Sebut saja misalnya Al Azhar atau Penabur yang pada masa sebelum pandemi Covid-19 menjadi primadona menyekolahkan anak-anak orang menengah ke atas di Kota Serang dan sekitarnya, dengan alasan sesuai dengan standar hidup anaknya di rumah dan fasilitas serta gurunya yang berkualitas. Saat ini pilihan tersebut tinggal sebagian  kalangan menengah ke atas, dan sisanya mulai happy memilih sekolah negeri berkualitas bagi anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun