Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan ada PR?

2 November 2022   06:28 Diperbarui: 2 November 2022   07:01 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : republika.co.id

JANAGAN ADA PR ??

Sewaktu saya kecil masih sekolah di SD, saya sekolah di  SDN Caringin yang jaraknya dari rumah orang tua sekitar 500 meter , cukup jalam kaki 10 menit sudah tiba di sekolah. Baru belajar 1 semester, saya berantem dengan teman dan tangan saya digigitnya. Karena tak tahan sakit digigit, saya jenggut rambutnya dan banting hingga mental teman yang sok jagoan itu.

Karena kasus tersebut saya dipindahkan ke MI Nurul Falah Tunjung Ketug yang jaraknya mencapai 2 km dari rumah orang tua, saya pindah pada saat naik ke kelas dua.  Meski jauh dari rumah ke MI tempat saya sekolah saya tak pernah diantar atau dijemput seperti anak zaman now. Dari kampung saya, yang sekolah ke MI tersebut hanya saya dan abang Encep, kakak kandung saya. Entah apa alasan abahku memilih menyekolahkan kami di sekolah ini?.

MI Nurul Falah Tunjung menjadi pijakan awal bagi saya mengenal semua pelajaran dan berinteraksi  dengan teman sebaya, dengan teman yang lebih tua dan yang lebih muda. Rasanya ada saja tiap hari yang membully saya dengan kata-kata yang melecehkan. Mulai dari bully-an  terkait fisik maupun lainnya. Kadang ada yang saking tidak tahannya dibully hingga ada yang pindah sekolah.

Seingat saya, di MI tempat saya belajar jarang ada pemberian tugas rumah atau PR. Yang ada pemberian tugas hafalan. Mulai dari menghafal surat pendek, bacaan sholat, doa harian, hadits dan kosa kata bahasa Arab serta perkalian. Ada saja pelajaran yang minimal memberikan tugas untuk menyalin ayat, hadits dan kosa kata serta menghafalkannya di depan kelas pada pekan depannya.

Dengan adanya tugas tersebut saya dan semua murid di MI NF Tunjung Ketug berusaha untuk menghafal apa yang ditugaskan, karena jika tidak berhasil saat maju di depan kelas, maka selama pelajaran berlangsung kami akan menyimak pelajaran dengan berdiri, sebagai sangsi.

Sebelum kami naik ke kelas 4 harus sudah beres hafal perkalian 1 hingga 9. Dengan demikian pada kelas 4 kami tak kesulitan untuk mengerjaan soal  matematika karena memang fondasinya perkalian tersebut. Kosa kota bahasa Arab hingga kelas 6 dihafal targetnya minimal 200, dan pribahasa minimal 50, hadits 40, dan ayat terkait pelajaran agama minimal 30, dan kami berkompetisi untuk bisa menuntaskannya, agar bebas dari tuntutan dan bisa lulus.

Selepas dari MI saya melanjutkan ke MTs Nur El Falah Kubang di Petir, jaraknya dari rumah orang tua sekitar 5 Km dan ditempuh jalan kaki. Untung saja dari kampung saya banyak yang sekolahnya di sana. Sehingga meski cukup jauh karena jalan bersama sambil mengobrol rasanya lebih ringan.

Kedisipinan di Sekolah baru tempat saya belajar sangat terkenal. Upacara Senin dimulai pukul 06.45 sehingga kami yang jauh terbiasa berangkat bakda subuh sambil bawa obor terbuat dari batang bamboo diisi minyak tanag diberi sumbu serabut kelapa atau kain bekas.  Asap hitam dari obor kadang  masuk ke hidung dan bikin kotor lubang hidung. Saya lari tak mau ada di belakang yang bawa obor.

Di MTs ini ada PR, namun sebagian adalah PR menghafal seperti sewaktu saya di MI. Saya senang karena sebagian apa yang ditugaskan untuk dihafalkan baik kosa kata bahasa arab, hadis dan hafalan ayat qur'an serta perkalian sudah saya kuasai. Hingga pada saat ditugaskan saya langsung maju pertama. Tugas yang paling terkenang  selama masa SLTP di MTs adalah membuat Resensi novel, dan kebagian judul Layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.

Ada juga PR lain yaitu bahasa Inggris, kami diminta menerjemahkan 1 teks bacaan tentang perkemahan yang terdiri dari 6 paragraf dan boleh memilih minimal 2 paragraf,  bagi murid yang mebuat lengkap 6 paragraf akan diberi tambahan nilai, saya memilih opsi mengerjakan semua. Senang rasanya diberi nilai 8, padahal sewaktu kelas 7 nilai bahasa Inggris 6, karena memang dari nol, di masa sekolah di  MI tidak ada bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun